Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senyum Semringah Mbah Sahlan

Kompas.com - 17/10/2017, 14:31 WIB
David Oliver Purba

Penulis


JEPARA, KOMPAS.com- Wajah Sahlan tampak semringah pada Senin (16/10/2017) lalu. Ini merupakan pertama kalinya kakek berusia 85 tahun bertemu langsung dengan pejabat tinggi.

Hari itu, Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah bakal menemui Sahlan langsung di rumahnya yang berada di Desa Mayong Lor, Dukuh Bendowangen RT 04 RW 03, Kecamatan Mayong, Jepara, Jawa Tengah.

Dari semua gubernur yang pernah memimpin Jawa Tengah, hanya Ganjar yang mau mampir ke rumahnya.

Lelaki tua itu mengaku kebingungan mencari baju yang pantas untuk menyambut "Bapak Bubernur." Sahlan akhirnya mengambil kemeja batik satu-satunya yang dia miliki.

Mbah Sahlan, begitu dia biasa disapa, mengenakan peci berwarna hitam, sarung, serta kemeja batik lengan panjang yang terlihat kebesaran di tubuhnya. Warna batik yang digunakan juga terlihat sudah pudar.

"Iya, Saya cuma punya satu. (Dipakai) Untuk menyambut Pak Gubernur," ujar Sahlan.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendatangi rumah milik Sahlan warga Desa Mayong Lor, Dukuh Bendowangen RT 04 RW 03, Kecamatan Mayong, Jepara, Jawa Tengah, Senin (16/10/2017).
DAVID OLIVER PURBA/ KOMPAS.com Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendatangi rumah milik Sahlan warga Desa Mayong Lor, Dukuh Bendowangen RT 04 RW 03, Kecamatan Mayong, Jepara, Jawa Tengah, Senin (16/10/2017).

Ganjar datang ke Dukuh Bendowangen untuk melihat proses perbaikan rumah Sahlan yang masuk ke dalam program rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Setelah disambut di depan rumah, ia kemudian masuk ke rumah mungil milik Sahlan. Di dalam satu-satunya kamar di rumah itu, ia berbincang akrab dengan dengan warga penerima Kartu Jateng Sejatera (KJS) itu.

Keduanya duduk di tempat tidur beralas selembar kasur. Ganjar berbicara menggunakan bahasa Jawa karena Mbah Sahlan tidak fasih berbahasa Indonesia. 

Sahlan berkisah, sebelumnya rumah tersebut memang sudah tidak layak ditinggali. Dinding rumah terbuat dari anyaman bambu. Ia dan keluarganya mesti menyiapkan ember untuk menampung air yang tercurah dari atap yang bocor, setiap hujan turun.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengamati rumah milik Sahlan warga Desa Mayong Lor, Dukuh Bendowangen RT 04 RW 03, Kecamatan Mayong, Jepara, Jawa Tengah, Senin (16/10/2017). Sahlan merupakan salah satu penerima program rehabilitasi rumah tidak layak huni di Jawa Tengah.
DAVID OLIVER PURBA/ KOMPAS.com Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengamati rumah milik Sahlan warga Desa Mayong Lor, Dukuh Bendowangen RT 04 RW 03, Kecamatan Mayong, Jepara, Jawa Tengah, Senin (16/10/2017). Sahlan merupakan salah satu penerima program rehabilitasi rumah tidak layak huni di Jawa Tengah.

Ia mengaku tak sanggup memperbaiki rumahnya. Sebab, setiap bulan ia hanya bisa mengantongi upah Rp 800.000 dari bekerja sebagai buruh di pusat kerajinan gerabah.

Kecamatan Mayong memang terkenal sebagai sentra keranjinan gerabah di Jepara. Bahkan, gerabah Mayong pernah menembus pasar ekspor ke sejumlah negara Eropa. Namun, beberapa tahun belakangan permintaan ekspor menurun.

Saat ini, rumah Sahlan telah diperbaiki hasil swadaya masyarakat. Atap yang bocor telah diganti, begitu juga dengan dinding rumah yang telah diganti dengan batu bata.

Lantai rumah itu diplester semen dan di beberapa bagian terlihat pecah-pecah. Dapur yang terpisah dari rumah utama masih berdinding gedhek.

Usai melihat-lihat rumah Sahlan, Ganjar mengaku kaget rumah milik Sahlan masuk dalam program rehabilitasi RTLH. Kondiri rumah tersebut terlihat lebih baik dibandingkan dengan rumah yang harusnya mendapat program rehabilitasi RLTH.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com