KARANGASEM, KOMPAS.com - Pusat vulkanologi dan mitigasi bencana Geologi (PVMBG) terus memantau perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Agung selama 24 jam. Berdasarkan pantauan pada Kamis (12/10/2017) pukul 12.00 - 18.00 Wita, selain gempa vulkanik dan tektonik petugas menangkap terjadinya gempa tremor non harmonik.
Menurut Kasubdit mitigasi gunung Api PVMBG wilayah timur Devi Kamil, gempa tremor non harmonik sering juga disebut spasmodic burst atau spasmodic tremor. Gempa ini berupa rentetan beberapa gempa vulkanik, yang mana satu gempa muncul sebelum gempa sebelumnya selesai.
"Secara fisik merefleksikan aliran fluida magmatik yaitu gas, liquid atau solid," kata Devi pada Kamis malam.
Dia mengatakan, tidak semua tremor seperti ini diikuti letusan kecuali kalau sudah terjadi terus menerus. "Manifestasi permukaan bisa hanya berupa pelepasan gas atau asap ke permukaan," ucap Devi.
Baca juga: BNPB Terbangkan Drone untuk Pantau Kawan Gunung Agung
Dari pantauan di waktu yang sama, PVMBG mencatat terjadi 150 kali vulkanik dalam, 100 kali vulkanik dangkal dan 14 kali tektonik lokal.
Sementara dari pantauan visual Gunung Agung masih terlihat asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50-200 m di atas kawah puncak.
Atas perkembangan ini PVMBG mengimbau masyarakat, pendaki dan wisatawan di sekitar gunung Agung agar tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya di seluruh area di dalam radius 9 km dari Kawah dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara-Timurlaut dan Tenggara-Selatan-Baratdaya sejauh 12 km.