Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Gua Peninggalan Jepang Ditemukan di Malang

Kompas.com - 12/10/2017, 21:41 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Sejumlah gua yang diperkirakan merupakan peninggalan Jepang saat menjajah Indonesia pada tahun 1942 sampai 1945 ditemukan di Kelurahan Songgokerto, Kota Batu, Jawa Timur.

Terdapat enam lubang gua yang diperkirakan ada di lokasi itu. Mulut keenam gua itu berjejer dalam satu kontur tanah di salah satu perbukitan milik Perhutani. Meski demikian, mulut gua sudah tidak tampak. Hanya ada bebatuan besar dan semak belukar yang diperkirakan telah menutupi lubang gua tersebut.

Arkeolog pada Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Nugroho Harjo Lukito mengatakan, harus ada upaya pembersihan di mulut gua supaya terlihat lubangnya. "Supaya lebih terlihat lagi harus dilakukan pengupasan. Mulut gua harus kelihatan," katanya saat meninjau gua tersebut, Kamis (12/10/2017).

Dia menyebut, gua itu diperkirakan merupakan tempat tentara Jepang menyembunyikan senjatanya. Selain itu, gua itu juga menjadi tempat persembunyian dan pelarian tentara Jepang dari kejaran musuh.

Baca juga: Jejak Manusia Purba di Gua Braholo Gunungkidul

Apalagi, salah seorang warga yang pernah memasuki gua itu menyebutkan bahwa rongga gua bercabang - cabang. Ada gua yang terhubung satu sama lain dan ada rongga gua yang tembus ke balik bukit. "Menurut informasi rongga gua ada yang tembus di balik bukit. Memang pada masa kolonial yang paling banyak memakai gua adalah Jepang," katanya.

Gua - gua itu diperkirakan sengaja di bangun oleh tentara Jepang sebagai benteng pertahanan dari serangan musuh. "Kalau selama ini yang kita lihat gua buatan. Jadi mereka menggali tanah kemudian di bagian atas diberi tiang - tiang supaya tidak runtuh," ujar dia.

Seger Sukijo (78) warga setempat mengaku bahwa dirinya masih mendapati gua - gua itu waktu masih kecil. Bahkan ia mengaku sering masuk ke dalam gua tersebut.

"Dulu itu setahu saya pada tahun 1951 masih kelihatan nampak betul. Truk saja masuk ke dalam gua. Pada waktu saya mengembala kambing ini sering masuk. Biasanya ini buat berteduh kalau hujan," katanya.

Namun tidak semua mulut gua masih terbuka pada waktu itu. Dari enam gua, dua lainnya sudah tertutup.

Sukijo mengatakan, dari cerita yang di dapat dari pendahulunya, gua itu merupakan gua peninggalan Jepang. "Dulu katanya kakek saya peninggalan pada waktu penjajahan Jepang," katanya.

Dia mengatakan, rongga gua tidak lurus. Ada rongga yang bercabang dan menghubungkan dengan gua yang lain. Bahkan ada rongga yang tembus ke balik bukit. "Di sini (rongga) tidak lurus terus. Bercabang - cabang seperti kamar - kamar. Ada yang sampai tembus ke balik bukit sana," katanya.

Menurut dia,  mulut gua itu tertutup karena terkena longsor. Namun ia tidak memastikan longsor itu terjadi di tahun berapa.

Sampai sejauh ini, pihak BPCB Jawa Timur belum merencanakan eksavasi terhadap temuan gua itu.

Kompas TV Sesi Unik Yoga Digelar di Terowongan Akuarium

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com