Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB Terbangkan Drone untuk Pantau Kawan Gunung Agung

Kompas.com - 11/10/2017, 21:40 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan drone untuk memantau aktivitas vuklanik di Gunung Agung. Menurut BNPB, aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi sehingga PVMBG masih menetapkan status awas atau di Level 4 sejak Jumat (22/9/2017) hingga saat ini.

Kepala BNPB Willem Rampangilei yang menginisasi penggunaan drone ini mengatakan drone yang digunakan untuk memantau kawah Gunung Agung harus yang punya kemampuan terbang tinggi dan dapat mendokumentasikan semua fenomena di kawah.

"Tanpa drone kita tidak tahu apa yang terjadi. Citra satelit tidak dapat setiap saat memantau perkembangan kawah. Oleh karena itu, drone menjadi pilihan yang terbaik. Aman, efektif dan update,” kata Willem, seperti dikutip dari siaran pers dari BNPB, Rabu (11/10/2017).

BNPB mengerahkan 5 unit drone dengan spesifikasi berbeda. 3 unit drone fixed wing yaitu Koax 3:0, Tawon 1.8 dan Mavic, sedangkan 2 unit drone jenis rotary wing adalah multi rotor M600 dan Dji Phantom. Drone Koax 3:0 dan Tawon 1.8 memiliki kemampuan terbang hingga 13.000 kaki.

(Baca: Sejak Gunung Agung Waspada, Paling Tidak Ada 18.228 Kali Gempa)

Mengingat tinggi Gunung Agung sekitar 10.400 kaki, maka diperlukan drone yang memiliki kemampuan terbang tinggi.

Adapun drone rotary wing digunakan karena mampu terbang ketinggian 500 meter untuk memetakan permukiman dan alur-alur sungai. Untuk mendukung semua itu digunakan Ground Control Station yang mobile.

Persiapan untuk menerbangkan drone ini telah dilakukan pada Rabu (11/10/2017). Flight plan dan ujicoba terbang telah dilakukan hari ini dari landas pacu di Kubu.

Siang tadi, flight plan terbang berputar Gunung Agung sampai ketinggian 11.500 kaki telah dilakukan menggunakan drone jenis Tawon 1.8. Namun saat drone terbang diketinggian 6.000 kaki, kamera mengalami masalah maka drone kembali ke landasan.

Pesawat normal dan mampu terbang tetapi adanya risiko blind flight di gunung maka penerbangan tidak dilanjutkan. Rencana misi penerbangan akan dilakukan besok Kamis pagi (12/10/2017) dari Kubu. 

(Baca: Masih Berstatus Awas, Wisawatan Jangan Nekat ke Puncak Gunung Agung)

Penggunaan drone untuk penanggulangan bencana bukanlah hal yang baru. Beberapa kali BNPB bersama Lapan, BIG, BPPT, TNI, Basarnas, BPBD dan relawan menerbangkan drone untuk penanganan bencana seperti dalam penanganan letusan Gunung Sinabung, Gunung Kelud, banjir Jakarta, longsor Ponorogo, longsor Banjarnegara dan lainnya. 

BNPB menyebut, sebuah studi yang dilakukan Palang Merah Amerika menyatakan drone adalah salah satu teknologi baru yang paling menjanjikan dan ampuh untuk meningkatkan respon bencana.

Gambar dan video yang dihasilkan dari drone menjadi sumber informasi yang penting bagi pemerintah selaku pemegang keputusan, dan juga bagi masyarakat dalam angka memberikan informasi, edukasi,dan menumbuhkan kesiapsiagaan.

(Baca: Kisah Jono dan Joni, Dua Anjing Pemandu Pendaki di Gunung Agung)

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com