Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belasan Siswa SD Keracunan Setelah Makan "Milung"

Kompas.com - 11/10/2017, 19:46 WIB
Iqbal Fahmi

Penulis

PURBALINGGA, KOMPAS.com - Sedikitnya 12 anak Sekolah Dasar 1 Karangaren, Kecamatan Kutasari, Purbalingga, Jawa Tengah diduga menjadi korban keracunan setelah menyantap jajanan mi gulung atau milung Rabu (11/10/2017). Belasan siswa ini mengalami gejala pusing, mual, dan muntah setelah menyantap milung saat jam istirahat sekolah, sekitar pukul 09.00 WIB.

Kepala Sekolah SDN 1 Karangaren, Asih Sugiarti mengatakan, para siswa mulai menunjukkan gejala pusing dan mual selang satu jam, yakni pada pukul 10.15 WIB. Melihat anak didiknya kesakitan, guru pengampu kelas pada saat itu juga langsung membawa siswa ke ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS).

“Awalnya ada tiga siswa yang mengeluh mual dan pusing di kelas. Tiga siswa ini terus muntah-muntah di koridor waktu mau dibawa ke UKS. Setelah itu, satu-persatu siswa di kelas lain juga mengalami gejala yang sama,” katanya.

Praktis pada saat itu juga, kegiatan sekolah terhenti karena 12 siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 mengalami gejala keracunan makanan. Sekolah kemudian menghubungi Puskesmas yang langsung menurunkan tim medis ke SDN 1 Karangaren.

Baca juga: Diduga Keracunan Gaplek, Dua Warga Banjarnegara Tewas dan Satu Kritis

Kepala Puskesmas Kutasari, Dhiah Faridha Arianty mengungkapkan, pihaknya menduga gejala keracunan berasal dari milung. Ketika diwawancarai, ada satu anak yang belum makan apa pun sejak pagi. Dia hanya membeli milung kemudian mengalami muntah-muntah.

“Itu baru prediksi, kami belum berani memastikan karena untuk kepastiannya masih menunggu hasil cek sampel milung dari laboratorium,” katanya.

Dhiah menuturkan, tidak ada siswa SDN 1 Karangaren yang mengalami gejala parah. Setelah mendapatkan perawatan dari petugas Puskesman, para siswa akhirnya diperbolehkan untuk pulang.

Temuan siswa keracunan di SDN 1 Karangaren ini menimbulkan kekhawtiran tersendiri bagi Kapolsek Kutasari, Ajun Komisaris Bambang Sidik. Pasalnya, milung atau yang lebih dikenal telur gulung merupakan jajanan murah yang biasa dijual oleh pedagang kaki lima dengan gerobak di depan sekolah saat jam istirahat.

Artinya, lanjut Bambang, ada kemungkinan korban juga jatuh di sekolah lain yang disinggahi oleh pedagang milung tersebut. Milung yang berbahan telur dan mi kuning, digulung dengan tusuk sate kemudian di goreng serta dicelupkan kedalam saos ini sangat digemari oleh para siswa.

“Kami masih mendalami kasus ini. Saat saya dan anggotanya mendatangi TKP, penjual milung itu sudah tidak ada di sekitar sekolah,” katanya.

Dia mengimbau kepada pihak sekolah di Kecamatan Kutasari untuk memberi pesan kepada orang tua agar mengawasi kondisi anaknya di rumah jika mengalami gejala keracunan. Selain itu, dia juga telah berkoordinasi dengan segenap pihak untuk melaporkan kepada petugas jika mendapati penjual milung yang dimaksud kembali ke sekolah.

Kompas TV Ratusan pelayat, termasuk wali kota dan pejabat kepolisian setempat turut melayat ke rumah duka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com