Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Birokrat Bisa Jadi Alternatif Pilihan di Pilkada Jabar 2018

Kompas.com - 11/10/2017, 13:27 WIB
Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Pengamat politik Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung Asep Warlan Yusuf‎ mengatakan, sosok birokrat sangat dibutuhkan untuk meramaikan Pilkada Jawa Barat 2018.

Dalam level pemilihan Gubernur Jawa Barat, sosok birokrat diwakili oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Jawa Barat Iwa Karniwa.

"‎Satu-satunya birokrat yang muncul di Pilgub Jabar, Pak Iwa Karniwa. Jabatan tertingginya Sekda," kata Asep di Bandung, Rabu (11/10/2017).

Asep menambahkan, sosok birokrat bisa menjadi alte‎rnatif di tengah-tengah beberapa calon yang kerap muncul di permukaan belakangan ini.

"Bukan mustahil menarik dijadikan alternatif daripada orang partai, artis, pengusaha yang tidak jelas dengan komitmennya kepada bidang yang digarap. Pilihan birokrasi menjadi menarik," tuturnya.

(Baca juga: Iwa Karniwa Sementara Unggul dalam Survei Daring Pilkada Jabar)

Latar belakang birokrat, lanjut Asep, memiliki keunggulan pengalaman dalam memimpin pemerintahan. "Kalau dijadikan referensi bisa jadi alternatif. Hanya saja figurnya apakah masyarakat mau memilih dia," jelasnya.

Beberapa tokoh dengan latar belakang birok‎rat banyak yang sukses menang di beberapa pilkada di sejumlah daerah.

"Dulu Pakde Karwo muncul dari birokrat dan berhasil bukan hal baru muncul birokrasi yang sukses. Pak Dada Rosada dari sekda. Banyak yang berhasil," imbuhnya.

Belakangan ini, nama Iwa Karniwa muncul ke permukaan setelah hasil survei lewat daring yang dilakukan Jaringan Masyarakat Peduli Demokrasi ‎(JMPD) menunjukkan Iwa Karniwa cukup banyak dipilih masyarakat.

Namun, survei tersebut mendapat koreksi dari Asep Warlan lantaran hasilnya jauh berbeda dari survei-survei dunia nyata.

"Koreksinya cukup banyak. ‎Dari sisi metode teknologi yang digunakan, aplikasi yang belum dibuat original khusus itu (survei), banyak hal yang perlu dipastikan reliable dan valid sehingga tingkat kepercayaan tinggi," ucapnya.

"Jangan sampai diekspose, dipubliksi orang melihat penuh rekayasa. Ketika survei lagi agak susah membangun kepercayaan berikutnya. Hemat saya pastikan ini sebuah studi terbaik," tambahnya.

(Baca juga: Kapolda Jawa Barat Beberkan Potensi Konflik Pilkada Jabar 2018)

Meski demikian, Asep mengapresiasi terobosan yang dilakukan JMPD dengan survei melalui internet walaupun tidak diketahui secara spesifik audience-nya. ‎Dia berharap ke depan lahir teknologi survei via internet dengan kepastian satu identitas satu suara.

"‎Ini bagian terobosan. Bahwa era sekarang tidak lagi menggunakan hal-hal manual dengan hanya mendatangi. Cukup dengan metode IT menarik pendapat publik. Tapi harus diperbaiki sistem dan metode serta pendanaannya," tandasnya.

Ketua Divisi Penerbitan dan Publikasi JMPD Yadi Mardiansyah mengakui, metodologi survei online yang menempatkan Iwa Karniwa di posisi teratas perlu pembaharuan, salah satunya identitas pemilih.

Oleh karenanya, Tim IT JMPD akan memperbaharui sistem survei online agar lebih canggih dengan metode lebih ketat, sehingga melahirkan data voter yang lebih akurat, yaitu voter diharuskan register dengan akun Google, dan Facebook.

"Namun, terkait dengan nama dan alamat lengkap dan informasi privat yang dapat mengancam kerahasiaan voter akan tetap terjaga," tuturnya.

Yadi menambahkan, dalam waktu dekat, pihaknya akan kembali menggelar survei online dengan sistem yang diperbarui.

Kompas TV Pertarungan Panas Menuju Kursi Jabar 1 (Bag 2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com