Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Saya Diingatkan Presiden Afghanistan agar Jangan Ada Perpecahan

Kompas.com - 08/10/2017, 20:09 WIB
Taufiqurrahman

Penulis

SUMENEP, KOMPAS.com – Presiden RI Joko Widodo mengajak para ulama dan pimpinan pondok pesantren di Madura untuk bersama-sama menjaga perdamaian yang ada di Indonesia.

Pasalnya, Indonesia merupakan negara yang cukup besar yang memiliki berbagai kekayaan, seperti bahasa, budaya dan adat istiadat, suku, pulau dan agama.

Ajakan itu disampaikan Jokowi saat peringatan Hari Perdamaian Internasional tahun 2017 di Pondok Pesantren Annuqoyah, Sumenep, Jawa Timur, Ahad (8/10/2017).

Jokowi menerangkan, Indonesia memiliki 714 suku yang tersebar di beberapa pulau. Suku-suku tersebut hidup dalam kedamaian, rukun dan tentram antara sesamanya.

(Baca: Ini Pidato Lengkap Jokowi soal Gejolak Perpecahan di Tengah Masyarakat)

Hal ini tidak sama dengan beberapa negara lain yang memiliki jumlah suku yang sedikit, namun hidup mereka selalu bertikai. Bahkan terjadi perang dan konflik berkepanjangan.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengumpamakan dengan negara Afganistan. Di Afganistan awalnya hanya ada dua suku. Suku itu kemudian berkembang menjadi tujuh dan saat ini sudah menjadi 40 kelompok yang saling bertikai.

Pertikaian antara suku dan antar kelompok di Afganistan, sudah berlangsung selama 25 tahun lebih.

“Saya diperingatkan oleh Presiden Afganistan agar menjaga negara Indonesia yang sangat besar agar jangan sampai ada pertikaian, jangan ada perpecahan. Jika ada perpecahan, maka segera ditangai dan diselesaikan sebelum nasibnya seperti di Afganistan,” ujar Jokowi.

(Baca: Megawati: Betapa Teririsnya Saya Melihat Perpecahan dan Konflik Saat Ini)

Jokowi menambahkan, keberagaman yang dimiliki oleh Indonesia adalah fitah dan sudah menjadi hukum Allah. Oleh sebab itu, anugerah tersebut perlu dijaga bersama-sama dalam bingkah ukhuwah islamiyah (persaudaraan keislaman), ukuwah basyariah (persaudaraan sesama manusia) dan ukhuwah wathoniyah (persaudaraan kenegaraan).

Untuk menjaga persaudaraan tersebut, peran ulama dan perempuan sangat strategis.

“Ulama merupakan panutan umat. Perempuan dalam kehidupan yang lebih kecil dan lebih luas, bahkan dalam arus global juga memiliki potensi untuk menumbuhkan perdamaian,” ungkap Jokowi.

Kehidupan yang damai dan tentram di Indonesia ini, menarik perhatian Presiden Afganistan Ashraf Ghani Ahmadzai untuk belajar kepada Indonesia tentang keragaman dan perdamaian.

Pada bulan Desember mendatang, ada 40 kelompok dari Afganistan yang akan datang ke Indonesia untuk berdialog bagaimana Indonesia hidup rukun dan damai, di tengah-tengah keragaman dan banyaknya suku serta bahasa, budaya dan adat istiadat.

“Kita doakan bersama dari bumi Madura ini agar Indonesia bisa tetap damai dan tentram selamanya,” kilah Jokowi.

Kompas TV Upaya pelestarian kerukuan warga Mataram yang heterogen digelar di wilayah Ampenan Mataram.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Regional
Salurkan Beasiswa Rp 693 Juta untuk Mahasiswa, Syamsuar: SDM Penting Dipersiapkan

Salurkan Beasiswa Rp 693 Juta untuk Mahasiswa, Syamsuar: SDM Penting Dipersiapkan

Regional
DPRKP Banten Ubah 109,42 Hektar Kawasan Kumuh Jadi Perumahan Rakyat Layak Huni

DPRKP Banten Ubah 109,42 Hektar Kawasan Kumuh Jadi Perumahan Rakyat Layak Huni

Regional
GNPIP Diresmikan, Pemprov Riau Tanam Ribuan Cabai untuk Kendalikan Inflasi

GNPIP Diresmikan, Pemprov Riau Tanam Ribuan Cabai untuk Kendalikan Inflasi

Regional
Indeks Infrastruktur Kalbar Meningkat, Anggota DPR Syarif Abdullah Dorong Pembangunan Lebih Merata

Indeks Infrastruktur Kalbar Meningkat, Anggota DPR Syarif Abdullah Dorong Pembangunan Lebih Merata

Regional
Inovasi Faspol 5.0 Milik Warga Banjarnegara Berhasil Masuk Nominasi IGA 2023

Inovasi Faspol 5.0 Milik Warga Banjarnegara Berhasil Masuk Nominasi IGA 2023

Regional
Jaga Ketahanan Pangan di Semarang, Mbak Ita Luncurkan Program Perdu Semerbak

Jaga Ketahanan Pangan di Semarang, Mbak Ita Luncurkan Program Perdu Semerbak

Regional
Salurkan Rp 6,4 Triliun untuk 7.719 Desa, Khofifah: Demi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Salurkan Rp 6,4 Triliun untuk 7.719 Desa, Khofifah: Demi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Regional
Didoakan Jusuf Kalla Jadi Gubernur, Bang Zaki: Saya Konsentrasi Kerja di Jakarta

Didoakan Jusuf Kalla Jadi Gubernur, Bang Zaki: Saya Konsentrasi Kerja di Jakarta

Regional
Lantik 5 Pj Bupati dan Walkot, Gubernur Sulut Minta Mereka Jaga Integritas dan Tak Lupa Diri

Lantik 5 Pj Bupati dan Walkot, Gubernur Sulut Minta Mereka Jaga Integritas dan Tak Lupa Diri

Regional
Ikuti Verifikasi KKS, Bupati Kediri Paparkan Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Ikuti Verifikasi KKS, Bupati Kediri Paparkan Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Regional
Kediri Dholo KOM Challenge 2023 Diikuti Peserta Mancanegara, Mas Dhito Dukung agar Jadi Event Tahunan

Kediri Dholo KOM Challenge 2023 Diikuti Peserta Mancanegara, Mas Dhito Dukung agar Jadi Event Tahunan

Regional
Bersama Membangun Pulau Rempang

Bersama Membangun Pulau Rempang

Regional
Pemkot Medan Jalankan Pembangunan Infrastrukur, Bobby: Insya Allah Hasilnya Bermanfaat bagi Masyarakat

Pemkot Medan Jalankan Pembangunan Infrastrukur, Bobby: Insya Allah Hasilnya Bermanfaat bagi Masyarakat

Regional
Memahami Kereta Cepat Whoosh Lewat Tahu Bandung

Memahami Kereta Cepat Whoosh Lewat Tahu Bandung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com