Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Mengaku Tertembak Peluru Karet, Polisi Bilang "Bohong"

Kompas.com - 07/10/2017, 08:03 WIB
Hendra Cipto

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Seorang mahasiswa dari Universitas Bosowa mengaku terluka di punggung kiri akibat terkena tembakan peluru karet milik anggota polisi di Jalan Politeknik Pintu Nol Universitas Hasanuddin, Makassar, Jumat (6/10/2017).

Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Polisi Dicky Sondani, yang dikonfirmasi mengatakan, Arialdy (25) tertembak peluru karet di punggung sebelah kirinya, aparat kepolisian sedang membubarkan ratusan anggota geng motor yang melakukan balap liar. 

Menurut Dicky, pada Jumat (6/10/2017) dinihari, anggota unit 2 Turjawali Subdit Gasum Dit Sabhara Polda Sulsel hendak membubarkan aksi balap liar di Jl Urip Sumoharjo. Namun, polisi malah mendapat perlawanan dan serangan dari kelompok geng motor yang berjumlah ratusan orang.

"Bermula saat personel standby di Pos Lantas Fly Over dan menerima laporan dari masyarakat bahwa di Jl Urip Sumoharjo tepatnya depan Kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) terjadi aksi balap liar yang dilakukan oleh ratusan anggota geng motor. Polisi langsung ke lokasi, namun mendapat pelawanan dan diserang dengan menggunakan batu serta panah.

(Baca juga: Baru 5 Menit Jalan dari Bandara, Mobil Jokowi Berhenti Mendadak)

Saat terjadi penyerangan tersebut, lanjut Dicky, polisi membalas dengan melepaskan tembakan peringatan dengan mengunakan peluru karet. Namun karena suara peluru karet terlalu kecil, sehingga anggota geng motor tetap melakukan penyerangan.

"Di saat situasi tidak memungkinkan, polisi kembali melakukan tembakan mengunakan flash ball untuk mengurai geng motor tersebut. Ratusan anggota geng motor pun membubarkan diri dan situasi di lokasi menjadi kondusif serta arus lalulintas kembali lancar," tuturnya.

Setelah kejadian tersebut, lanjut Dicky, polisi di lokasi menemukan motor dinas milik Brigpol Aries Bayu tertancap panah.

"Jadi apa yang dilaporkan mahasiswa tadi ke Polda adalah bohong alias tidak sesuai fakta di lapangan. Mereka bentuk opini seolah-olah mereka adalah korban. Polisi sudah bertindak dengan benar dalam menjaga situasi yang aman di Kota Makassar dari gangguan geng motor yang meresahkan masyarakat," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang mahasiswa Universitas Bosowa, Arialdy (25) terluka di punggung sebelah kirinya akibat terkena tembakan peluru karet. Korban mengaku, dirinya ditembak oleh anggota polisi.

(Baca juga: Seorang Mahasiswa di Makassar Mengaku Ditembak Polisi)

Beruntung, peluru karet yang mengena korban tidak tembus terlalu dalam. Korban pun telah melaporkan peristiwa ini ke Propam Polda Sulsel dengan membawa bukti peluru karet yang sempat bersarang di punggung sebelah kirinya.

Korban yang terbaring tengkurap di Asrama Himpunan Pemuda, Pelajar Mahasiswa Maros mengaku ditembak saat anggota Polisi berseragam saat mengendarai motor bersama seorang rekannya. Saat itu, dirinya hendak pulang ke Asarama tempat tinggalnya yang tak jauh dari lokasi penembakan.

"Saya baru pulang kerja skripsi bersama teman, Jumat dinihari tadi sekitar pukul 03.00 Wita. Saat melintas di Jl Urip Sumoharjo tiba-tiba dihadang anggota polisi berseragam. Polisi itu pukul kami pakai kayu," ungkapnya.


Kompas TV Kericuhan terjadi saat ribuan orang yang berunjuk rasa di depan gedung DPRD.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com