Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyamar Jadi PSK, Kapolsek Rochana Sempat Diusir Anggotanya karena Dikira Orang Gila

Kompas.com - 06/10/2017, 22:41 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho

Penulis

"Saya minta rambut saya didandani ala kekinian. Untuk Mira harus mengenakan rambut palsu karena rambutnya pendek. Saya juga minta Mira memakai topi. Kaus, hotpant serta topi itu milik anak saya. Kalau saya yang berdandan seperti anak muda kan lucu, saya pilih pakai daster aja," ungkap warga Kota Pati itu sambil tertawa.

Menyamar pun dimulai

Rampung berdandan, kedua polwan tanpa berbekal senjata api (senpi) ini bergegas menuju warung kopi Kuro-Kuro. Motor matik diparkir di depan lokasi. Mereka kemudian masuk ke dalam untuk mengawali aksi penyamaran.

Keduanya mengaku sebagai sesama kerabat dengan status janda yang membutuhkan pekerjaan. Rochana dan Mira kemudian bergantian memelas merayu kepada seorang PSK yang ada di dalam. Sampai akhirnya Woro Wiranti (34), wanita pemilik bisnis prostitusi itu keluar dari kamar menemui keduanya.

"Kami masuk warung kopi itu sehabis magrib dan sepi. Kami bertemu satu wanita berpakaian seksi. Setelah lama kami utarakan niat, wanita yang sebelumnya mengaku sebagai PSK itu memanggil bosnya," kata Rochana yang lahir di Magelang dan besar di Purworejo itu.

"Saya kaget bukan kepalang begitu bosnya keluar. Ternyata ia biduan dangdut yang sering ketemu di panggung saat saya berjaga mengamankan. Kami pernah saling menyapa dan bertatap muka. Saat itu saya hanya berdoa semoga penyamaran lancar. Alhamdulilah ia tak mengenali saya," imbuh Rochana yang masuk Secaba Polwan tahun 1987 itu.

Baca juga: Menyamar Jadi PSK, Kapolsek Rochana Mengaku Sempat Juga Takut...

Setelah mengobrol selama beberapa jam sembari menikmati secangkir kopi, bos warung kopi Kuro-Kuro selaku mucikari akhirnya memberikan kode lampu hijau. Keduanya diterima bekerja dengan syarat harus senantiasa berpenampilan aduhai yang mengundang syahwat lelaki. Rochana dan Mira diharuskan berangkat bekerja mulai pagi pukul 09.00 WIB.

"Besuk langsung kerja. Layani tamu berkaraoke. Jika minta esek-esek layani saja. Ada satu room karaoke dan dua kamar. Oh iya kamu jangan pakai daster lagi. Kalau siang banyak bos-bos berkumpul di sini. Ada bos ketela, bos ikan dan bos tepung. Kalau habis magrib sudah sepi," kata Rochana menirukan ucapan Woro saat itu.

Untuk sekali berkencan dengan PSK di warung kopi Kuro-Kuro yang sudah beroperasi 4 bulan itu, tarifnya mulai Rp 200.000 hingga Rp 400.000, menyesuaikan usia dan fisik.

"Meski sudah berumur saya diperbolehkan bekerja dengan tarif Rp 50.000 sekali kencan. Katanya saya khusus untuk brondong, karena brondong itu tak berduit. Kalau Mira tarifnya Rp 350.000. Dia kan muda dan bodinya bagus. Itu bosnya yang bilang," ujar Rochana.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com