Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Asing Berbagai Negara Belajar Membatik di Banyumas

Kompas.com - 02/10/2017, 14:20 WIB
Iqbal Fahmi

Penulis

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Mahasiswa dari empat negara asing yakni Thailand, Malaysia, China, dan Turki belajar membatik dengan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).

Mahasiswa asing tersebut datang sebagai tamu dalam kegiatan Project-Based Learning (PBL) yang diselenggarakan Kantor Urusan Internasional Universitas Muhammadiyah Purwokerto (KUI UMP) baru-baru ini.

Sudah menjadi agenda rutin bagi KUI UMP setiap tahunnya mengadakan kegiatan pengenalan budaya yang ditujukan bagi mahasiswa asing. Kali ini mereka mengunjungi sentra industri batik di Banyumas.

Ketua Panitia PBL-KUI UMP, Didik Setiawan mengatakan, program PBL ini merupakan salah satu strategi yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menguatkan atmosfer internasionalisasi kampus dan menguatkan jejaring.

“Melalui program tersebut, para mahasiswa asing diperkenalkan budaya lokal Banyumas. Selain itu, kegiatan dilakukan untuk merealisasikan kerja sama dengan mitra UMP menjadi World Class University (WCU),” katanya, akhir pekan lalu.

(Baca juga: Harmoni Sulaman Karawo dan Batik di Gorontalo)

Sementara Kepala KUI UMP, Santhy Hawanti mengungkapkan, kegiatan ini merupakan wadah bagi bertemunya seluruh mahasiswa asing yang ada di UMP.

Selain itu, kegiatan ini menjadi jembatan komunikasi antar mahasiswa asing yang sejatinya berasal dari negara serta budaya yang beragam.

“Ada proses cross cultural undersanding yang dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman mahasiswa,” ucapnya.

Dalam kegiatan ini mahasiswa dibimbing oleh dosen dari beberapa fakultas dan program studi terkait.

Seperti Fakultas Farmasi untuk analisis dan pengujian kandungan kimiawi yang terkandung pada sampel, Fakultas Kedokteran untuk tinjauan bahaya limbah bagi kesehatan kulit dan keracunan akibat mengkonsumsi air yang tercemar limbah.

Sedangkan Fakultas Ilmu Kesehatan untuk analisis lingkungan terkait pembuangan limbah yang sehat (IPAL). Selain itu perlindungan diri atau orang dari bahaya limbah serta Fakultas Teknik (Kimia) untuk teknik pengolahan limbah.

(Baca juga: Hari Batik, Seratusan Anak TK di Kendal Membatik di Atas Kertas)

 

Dosen pakar dari Universitas Teknologi Petronas yaitu Dr Lavania juga terlibat dalam kegiatan untuk menguatkan pengetahuan mahasiswa tentang pengelolaan limbah.

“Dalam kegiatan PBL ini mahasiswa asing bersama mahasiswa dari UMP akan melakukan dan diarahkan untuk memecahkan masalah terkait dengan pencemaran limbah batik,” katanya.

Salah satu peserta PBL-KUI UMP dari Thailand, Aun nampak sangat antusias saat mencoba menggores malam di atas kain batik. Meski masih terlihat canggung, Aun dan mahasiswa asing lainnya belajar dengan cepat.

"Saya belum pernah melihat pola seperti ini, senang rasanya dapat belajar bagaimana membuat kain tradisional khas Indonesia,” ucapnya.

Kompas TV Kemeriahan Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com