Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tulis Bupati Terlibat Korupsi, Wartawan Ditetapkan Jadi Tersangka

Kompas.com - 01/10/2017, 07:44 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Kepolisian Resor Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) menetapkan Boni Lerek, seorang wartawan media online lokal, sebagai tersangka dalam kasus pencemaran nama baik terhadap Bupati TTU Raymundus Sau Fernandez.

"Kita sudah tetapkan yang bersangkutan (Boni Lerek) pada minggu kemarin (pekan lalu). Kita sudah kirim surat panggilan sebagai tersangka dan hari Senin (2/10/2017) lusa untuk dilakukan pemeriksaan," kata Kasat Reskrim Polres TTU Iptu Nyoman GD Arya kepada Kompas.com, Sabtu (30/9/2017).

Alasan Boni ditetapkan sebagai tersangka lanjut Nyoman, karena sesuai alat bukti permulaan dinyatakan sudah cukup dan unsur pasal sudah terpenuhi. Menurut Nyoman, dalam kasus itu pihaknya telah memeriksa dan mengambil keterangan dari sejumlah saksi ahli yakni, saksi ahli bahasa dua orang, dari Universitas Negeri Timor Kefamenanu dan dari Universitas Nusa Cendana Kupang.

Selanjutnya saksi ahli ITE dari Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Kupang dan saksi dari Persatuan Wartawan Indonesia Kupang untuk kewartawanannya. " Dia (Boni) dijerat Undang-Undang ITE. Untuk penahanannya akan kita ajukan kembali kepada pimpinan untuk mengambil kebijakan,"paparnya.

Baca juga: Diberitakan Terlibat Korupsi DAK Pendidikan, Bupati TTU Lapor Polisi

Sebelumnya diberitakan, Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), Raymundus Sau Fernandez melaporkan sebuah media online lokal ke Kepolisian Resor TTU. Penyebabnya, media tersebut memberitakan Fernandez terlibat dalam kasus korupsi Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan senilai Rp 47,5 miliar.

Menurut Fernandez, dirinya melaporkan wartawan berinisial BL yang menulis berita bahwa bupati terlibat korupsi DAK dan Kejaksaan Negeri Kefamenanu yang menangani kasus itu "masuk angin".

"Saya menghargai peran pers untuk kontrol sosial, tapi pemberitaan ini harus memperhatikan kaidah-kaidah jurnalistik. Pemberitaan ini langsung memvonis dan ada pembentukan opini di masyarakat, seolah-olah saya terlibat dalam kasus korupsi ini. Berita ini kemudian disebarluaskan melalu media online dan grup-grup media sosial," kata Fernandez.

Menurut dia, pemberitaan tersebut secara pribadi merugikan aspek politik dan nama baik keluarga. "(Kami) sangat menderita dengan pemberitaan ini, sehingga saya memutuskan untuk menempuh jalur hukum," tegas Fernandez di Kefamenanu, Rabu (29/3/2017).

Fernandez mengaku, sebelum melaporkan ke polisi, ia telah memberi waktu 1X24 jam kepada sang wartawan untuk klarifikasi, namun tidak ditanggapi. Apalagi dalam pemberitaan itu dirinya tidak pernah dikonfirmasi, sehingga jalur hukum pun ditempuh.

"Melalui kuasa hukum, hari ini saya laporkan ke Polres TTU. Paling tidak dalam berita itu harus mencantumkan narasumber yang jelas, bukan malah menulis opini atau pendapat pribadi dari wartawan yang bersangkutan, kemudian dipublikasikan secara luas seolah-olah itu pendapat masyarakat," ucapnya.

Sementara itu untuk kasus dugaan korupsi DAK bidang Pendidikan, dia menyebut sudah dihentikan penyidikannya oleh polisi, sesuai dengan pemberitaan di media massa.

Kompas TV Kivlan Zein laporkan Kabid Advokasi LBH Jakarta Muhammad Isnur.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com