Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunga Kasna, si Putih Cantik yang Tumbuh di Zona Merah Gunung Agung

Kompas.com - 29/09/2017, 16:58 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

KOMPAS.com - Jarang ada yang tahu jika ada tanaman cantik yang tumbuh di bawah kaki Gunung Agung, tepatnya di Temukus di Dusun Junggul, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.

Tanaman cantik berwarna putih seperti salju tersebut dikenal dengan nama Kasna. Saat Kompas.com berkunjung Maret 2017 lalu, bunga Kasna terhampar cantik di lereng Gunung Agung dan terlihat kontras dengan bunga gemitir yang berwarna oranye cerah.

Tempat bunga tersebut ditanam, dikenal dengan nama Padang Kasna. Bunga Kasna memiliki arti tersendiri bagi masyarakat Bali karena mereka mempercayai jika bunga Kasna adalah pemberian dari Ida Betara yang berastana di Gunung Agung.

"Pada zaman dulu masyarakat meminta kepada Ida Betara sesuatu yang indah dan tiba-tiba saja muncul bunga berwarna putih. Oleh tetua kami dibawa turun dan ditanam di lereng Gunung Agung hingga saat ini," ungkap Nengah (39), salah satu petani yang menemani Kompas.com saat itu.

(Baca juga: Menikmati Harumnya Padang Kasna, Bunga Pemberian Dewa di Kaki Gunung Agung )

Nengah menjelaskan, bunga Kasna hanya bisa tumbuh di Temukus dan panen dilakukan setiap 6 bulan sekali menjelang Hari Raya Galungan dan Hari Raya Kuningan. Seperti bunga Gemitir, bunga Kasna juga digunakan untuk sesaji upacara umat Hindu.

Kasna memiliki aroma khas yang wangi. Bukan hanya saat kondisi segar tapi juga pada saat kering. Sebagian masyarakat ada yang menyebutnya dengan edelweiss Bali.

Temukus hanya dihuni 4 kepala keluarga. Temukus juga pemukiman terakhir yang dilewati pendaki jika ingin naik ke Gunung Agung yang saat ini berstatus awas sejak Jumat (22/9/2017).

Temukus berjarak kurang dari 5 kilometer dari puncak Gunung Agung. Itu artinya Temukus  masuk wilayah zona merah dan semua warga yang tinggal di zona tersebut harus mengungsi.

Termasuk warga yang tinggal di sekitar Pura Besakih yang berjarak sekitar 6 kilometer dari puncak Gunung Agung.

Dalam rilisnya, PVMBG menjelaskan, Bali masih aman untuk dijadikan tempat berwisata.

Namun pengunjung tidak boleh memasuki area terlarang di dekat Gunung Agung yang saat ini berada di radius 9 km dan perluasan sejauh 12 km dari puncak ke arah tenggara, selatan, baratdaya, dan ke arah utara hingga timur laut.

"Temukus masuk wilayah zona merah sehingga semua yang tinggal di sana diungsikan," jelas Kasbani, Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM.

Saat ini, dari citra satelit telah terlihat sobekan atau rekahan di kawah Gunung Agung. Rekahan ini seiring meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Agung.

Tapi berapa lebar rekahan, belum bisa dipastikan seiring pengukuran yang terus dilakukan karena lebar sobekan yang terus berubah.

Kompas TV Gempa vulkanik terus terjadi dan Jumat (29/9) pagi, asap sudah muncul dari puncak gunung, dengan ketinggian 200 meter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com