Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genset yang Menyebabkan 7 Orang Meninggal Milik Operator Seluler

Kompas.com - 29/09/2017, 16:53 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Sebanyak tujuh orang dinyatakan meninggal dunia akibat menghirup karbon monoksida atau CO yang dikeluarkan oleh genset di ruang pertemuan Balai Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jumat (29/9/2017).

Berdasarkan keterangan dari Kepala Desa Ngadas Mujianto, genset yang menyebabkan tujuh orang tewas itu milik vendor perusahaan operator seluler Telkomsel.

Dijelaskan Mujianto, genset itu biasa dinyalakan saat listrik di kawasan itu padam. Fungsinya agar Base Transceiver System (BTS) milik Telkomsel tetap menyala meski listrik padam. BTS itu sudah dipasang sejak beberapa tahun yang lalu untuk memancarkan jaringan seluler.

"Kita membutuhkan sinyal, akhirnya Telkomsel mau memasang tower (BTS)," katanya saat mengantarkan jenazah korban ke kamar mayat Rumah Sakit Saiful Anwar, Kota Malang.

Mujianto mengatakan, posisi BTS milik Telkomsel itu tepat berada di belakang balai desa. Untuk keamanan, genset untuk menghidupkan BTS itu diletakkan di dalam ruang kantor desa.

Sekitar dua minggu yang lalu, genset itu dipindahkan ke ruang pertemuan balai desa karena kantor desa sedang dibangun kembali. Ruang pertemuan itu seluas 7 x 17 meter.

"Jadi memang ditaruh di dalam karena kalau malam tidak ada yang jaga," jelasnya.

Baca juga: Gara-gara Genset, 7 Orang Tewas di Balai Desa

Pada saat yang bersamaan, ruang pertemuan balai desa itu digunakan sebagai tempat tidur pekerja bangunan yang sedang membangun kantor desa. Nahas, para pekerja dan teknisi vendor Telkomsel itu terlelap di dalam ruang pertemuan tersebut dengan kondisi genset masih menyala karena listrik sedang padam.

Akibatnya, genset yang mengeluarkan gas karbon monoksida dihirup oleh tujuh orang yang tidur di dalam ruangan itu.

"Sebelum pulang (dari balai desa) saya sudah pesan supaya tidak ditutup pintunya karena bau genset masih menyengat. Ya, mungkin karena capek atau gimana mereka langsung tidur," jelasnya.

Diketahui, sebanyak tujuh orang meninggal dunia di ruang pertemuan Balai Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jumat (29/9/2017). Mereka meninggal diduga karena menghirup karbon monoksida yang dikeluarkan oleh genset yang ada di dalam ruangan itu.

Korban tewas antara lain Hasrul Trio Purnomo (29), warga Desa Mojodadi, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan; Ahmad Syaifudin, warga Desa Wonorejo, RT 5 RW 2, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang; Moh Yusuf (21), warga Jalan Jaksa Agung Suprapto I 93d, Kota Malang dan; Nur Rokim (33) warga Desa Wonorejo, RT 5 RW 2, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.

Selain itu Jumadi (33), warga Desa Gedogwetan, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang; Imam (19), warga Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang dan Iriawan atau Cak Ir, warga Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.

Baca juga: Puluhan Siswa SMP 3 Keracunan Usai Santap Batagor di Kantin

Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan pada BPBD Kabupaten Malang Bagyo Setiyono mengatakan, dua di antara tujuh yang meninggal adalah petugas teknisi Telkomsel yang bertugas menghidupkan genset jika listrik padam. Keduanya adalah Hasrul Trio Purnomo (29) dan Moh Yusuf (21). Keduanya menginap di ruang pertemuan balai desa bersama para pekerja bangunan setelah menyalakan genset.

Belum ada penjelasan resmi dari pihak perusahaan operator seluler Telkomsel terkait genset miliknya yang menyebabkan tujuh orang meninggal dunia.

Kompas TV Usai mengonsumsi jajanan, sekitar 20 siswa mengeluh pusing dan mual.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com