"Berbicara kemanusian dan pendidikan tidak perlu memandang agama," ungkapnya.
Bukan hanya menerima siswa pengungsi, sekolah tersebut juga menerima empat guru pengungsi yang ikut diperbantukan untuk mengajar.
Sahidin, kepala Desa Kampung Gelgel mengatakan, ada 383 jiwa yang mengungsi di wilayahnya dan tersebar di tiga titik, yaitu gedung serbaguna Masjid, Pondok Pesantren Nurul Huda dan kantor Bumdes. Mereka memilih tinggal di Kampung Gelgel karena alasan kekerabatan.
"Banyak yang punya kerabat di sini. Dan, kita gotong-royong untuk buat mereka nyaman dan aman," jelasnya.
Baca juga: Aktivitas Gunung Agung Meningkat, Menhub Siapkan Skenario Penerbangan
Walaupun seluruh warga Kampung Gelgel adalah muslim, mereka tidak membeda-bedakan agama dan golongan.
"Ini kemanusian. Tidak perlu melihat perbedaan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.