Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat di Gunungkidul Itu Bernama "Panen Padi 3 Kali Setahun"

Kompas.com - 28/09/2017, 07:00 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Mungkin sebagian orang tak menyangka, lahan di sela wilayah perbukitan di perbatasan antara Gunungkidul dan Jawa Tengah bisa ditanami padi yang bisa dipanen 3 kali setahun. Bahkan rata-rata lahan tersebut bisa menghasilkan 10 ton per hektarnya.

Warga Dusun Sedono, Desa Pundungsari, Semin, melakukan panen raya padi, Rabu (27/9/2017). Panen kali ini menjadi kebanggaan tersendiri karena di wilayah Sedono, petani dapat tiga kali memanen padi setahun. Padahal untuk menuju ke dusun tersebut harus menaiki perbukitan yang cukup terjal.

Sesampainya di wilayah persawahan yang hampir berada di atas bukit, terdapat ratusan kotak sawah mirip teras iring yang ada di Bali. Beberapa petani menunggui tanaman padi yang menguning dari serangan burung liar.

Salah seorang warga Sedono, Tumino, mengatakan, Dusun Sedono berada di wilayah perbukitan sehingga jarang ditemukan area yang datar. Namun dengan adanya dua sumber air yang ada di puncak bukit dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat dan pertanian. Untuk menahan air dibuat embung sekitar 10 meter.

"Berkat sumber itu, setiap tahunnya kami dapat panen tiga kali. Kondisi ini merupakan hal yang sangat jarang dilihat di Gunungkidul karena rata-rata hanya panen dua kali saja," katanya, Rabu.

(Baca juga: Banjir Lahar Dingin dari Gunung Sinabung, 30 Hektar Lahan Pertanian Rusak)

Warga lainnya di Dusun Sedono, Suroto, menambahkan, warga tak perlu membayar air untuk pertanian, karena sumber air berada di wilayah tersebut melimpah. Warga hanya perlu bergantian dengan warga lainnya untuk memanfaatkannya, terutama musim kemarau.

Saat petani lainnya membiarkan lahan pertaniannya berhenti warga di dusun tersebut tetap bisa menanam.

"Warga tidak mengeluarkan biaya karena untuk pengairan menggunakan sistem gravitasi sehingga seluruh lahan bisa dialiri," tuturnya.

Warga sekitar bisa memanen padi hingga 10,4 ton padi setiap hektarnya. Total lahan persawahan di Dusun Sedono mencapai 25 hektar. Namun, untuk masa tanam ketiga area yang ditanami hanya seluas 15 hektar.

"Memang untuk musim kemarau luasannya tidak sebanyak saat musim penghujan, menyesuaikan sumber air, bukan karena lahan yang dimiliki warga tetap produktif," imbuh Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Semin Ngadiman.

Bupati Gunungkidul Badingah mengapresiasi panen padi di musim kemarau yang dilakukan oleh warga Dusun Sedono. Dia berharap ini bisa menjadi pelecut petani.

"Semangat petani dengan lahan terbatas bisa menjadi contoh daerah lainnya, tidak hanya Gunungkidul tetapi di daerah lainnya," katanya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com