Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soekarno Disebut Sebagai Kolektor Seni Rupa Terbesar di Indonesia

Kompas.com - 27/09/2017, 20:31 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno dikenal sebagai sosok yang menyukai seni, khususnya seni rupa.

Bahkan Dosen Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Mikke Susanto mengatakan bahwa sampai saat ini Soekarno masih menjadi kolektor lukisan terbesar di Indonesia yang belum ada tandingannya.

"Soekarno bisa disebut sebagai kolektor terbesar Indonesia sampai saat ini yang belum ada tandingannya," ujar Mikke Susanto, di Jogja Gallery, Rabu (27/09/2017).

Mikke menjelaskan, banyak alasan yang bisa membuktikan bahwa Soekarno bisa disebut sebagai patron sekaligus kolektor seni rupa Indonesia. Dilihat dari jumlah koleksinya, tercatat ada sekitar 2.000 lukisan. Oleh karena itu, Soekarno pantas pula disebut presiden yang memiliki jumlah koleksi seni rupa terbanyak di dunia.

"Dilihat dari jumlah koleksinya, dia (Soekarno) terbesar di dunia. Tidak ada pribadi berkuasa yang memiliki koleksi sebanyak Soekarno, koleksi lukisannya 2.000 pada tahun itu ya," katanya.

Soekarno tidak memberi tanda khusus bagi peneliti untuk menemukan lukisan yang paling disukainya. Hanya saja ada beberapa lukisan yang secara intensif diceritakan Soekarno kepada tamu-tamunya.

"Ada beberapa yang sangat intensif dia (Soekarno) ceritakan ke tamu istana. Yang paling nampak itu ya karya Soedjojono yang kawan-kawan relokusi dan Pangeran Diponegoro sedang berperang karya Basuki Abdullah," urainya.

Baca juga: Pelajaran dari PKI, Soekarno, Soeharto, hingga Gus Dur

Kebanyakan lukisan yang dikoleksi Soekarno bergaya naturalistik. Sebagian lagi bergaya realistik bertema nasionalisme, dan gaya abstrak.

"Yang paling banyak bergaya naturalistik, ada ratusan lukisan. Fungsinya ada, untuk memberi citra pemandangan Indonesia indah, Indonesia memiliki sumber daya alam yang luar biasa, dan memiliki kebudayaan yang beragam," bebernya.

Mikke menuturkan bukti tersebut didapatnya saat dilibatkan oleh Kementerian Sekretariat Negara sebagai konsultan kuratorial koleksi istana Presiden Negara Republik Indonesia. Selain itu, bukti-bukti tersebut didapatnya saat melakukan riset untuk tesisnya yang berjudul sejarah lukisan-lukisan koleksi Soekarno.

"Pertama saya dilibatkan secara langsung sebagai konsultan kuratorial koleksi Istana Negara. Kebetulan juga sedang S2 sehingga langsung tesis saya mengarah ke sana, sejarah lukisan-lukisan koleksi Soekarno, penelitian dari 2010," ujarnya.

Menurutnya, selama ini, kaitan Soekarno dan seni masih dipandang sebagai sejarah minor dan dianggap tidak penting. Kajian tentang Soekarno dengan seni juga terbilang masih jarang.

Baca juga: Soekarno dan Jokowi, Dua Presiden yang Shalat Id di Sukabumi

Sebagai pejuang kemerdekaan, proklamator dan presiden, Soekarno lebih banyak dipandang dari sisi politik serta ideologi yang mempengaruhi bangsa ini.

"Ya, memang sementara ini masih dianggap sebagai sejarah minor. Padahal Soekarno harus dicatat pula sebagai seorang kolektor besar, dan ini menjadi sejarah penting atau mayor bagi bangsa ini, saya kira," pungkasnya.

Kompas TV Bung Karno Ditahan Selama 12 Hari di Rumah Pengasingan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com