Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Gunung Agung Awas, Tak Ada Wisatawan di Pura Besakih

Kompas.com - 23/09/2017, 12:57 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar

Penulis

KARANGASEM, KOMPAS.com - Kunjungan wisatawan ke Pura Besakih turun drastis setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Agung dari Siaga menjadi Awas.

Bendesa Desa Adat Besakih Jero Mangku Widiarta mengatakan, saat status dinaikan menjadi waspada pada Kamis (24/9/2017), kunjungan wisatawan masih normal.

Namun, kondisi berubah sejak dinaikkan statusnya menjadi siaga pada Senin (18/9/2017) malam.

"Waktu tanggal 14 masih normal, tapi mulai tanggal 18 mulai turun rata-rata 25 persen tiap hari," kata Widiarta, Sabtu (23/9/2017).

(baca: BNPB Sisir Warga Sekitar Gunung Agung pada Radius 12 Km dari Puncak)

Normalnya, setiap hari Pura Besakih dikunjungi antara 1.000 sampai 1.300 orang. Naiknya status membuat wisatawan enggan berkunjung.

"Kalau hari ini sudah kosong, mungkin agen-agen wisata tidak berani bawa tamu ke Pura Besakih," ujarnya.

Sebagai bendesa, dia menghargai himbauan pemerintah agar mengosongkan wilayah yang berada pada radius bahaya.

(baca: Pengungsi Sekitar Gunung Agung Mulai Terserang Penyakit)

Namun, dia tidak bisa melarang jika ada warga yang mengunjungi Pura Besakih.

"Saya tidak bisa melarang atau mengijinkan orang ke Pura Besakih, tapi kita tetap mendengarkan himbauan pemerintah," kata Widarta.

Tanda alam

Widiarta menjelaskan, ada sejumlah tanda alam jika Gunung Agung akan meletus. Tanda-tanda alam tersebut adalah mata air mengering, tanaman layu dan binatang liar turun ke pemukiman warga.

Terkait informasi yang beredar bahwa binatang liar sudah turun dari gunung, Widiarta mengaku belum melihatnya.

"Memang ramai cerita-cerita orang, di Facebook juga tapi kalau saya sendiri belum lihat binatang turun," ucapnya.

Meski belum melihat tanda-tanda alam, pihaknya tetap taat pada himbauan pemerintah.

"Tanda-tanda alam belum terlihat tapi kami tetap menghargai himbauan pemerintah," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com