Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fabio Salini, 100 Hari Tunggangi Vespa dari Italia ke Yogyakarta

Kompas.com - 16/09/2017, 14:03 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Suara khas knalpot sepeda motor Vespa meraung-raung di Balai Kota Yogyakarta, Jalan Kenari, Sabtu (16/9/2017).

Bukan tanpa sebab, ribuan pemilik kendaraan buatan Italia itu berkumpul di pusat pemerintahan Kota Yogyakarta itu.

Kehadiran mereka di pusat pemerintahan Kota Yogyakarta itu bukan untuk melakukan aksi unjuk rasa. 

Mereka menyusuri sejumlah ruas jalan di Kota Gudeg dengan jarak tempuh sejauh 20 kilometer dengan mengendarai sepeda motor unik tersebut.

Kegiatan mengelilingi Kota Yogyakarta itu merupakan rangkaian kegiatan "Asia Vespa Days 2017"  yang memasuki hari kedua.

Sebelumnya ribuan pengemudi Vespa itu berkumpul dan mengadakan kegiatan di Candi Prambanan, Jumat (15/9/2017).

Ribuan pengendara Vespa yang berasal berbagai komunitas dan klub ini datang dari sejumlah kota di Indonesia. Antara lain, Pontianak, Sukabumi, Malang, Lampung, dan lainnya.

Baca: Penggemar Vespa dari Vietnam hingga Amerika Akan Berkumpul di Yogyakarta

Hebatnya, acara ini tak hanya diikuti komunitas dan klub Vespa asal Indonesia. Sejumlah pecinta Vespa dari luar negeri juga hadir dalam even internasional itu.

Peserta dari luar negeri itu berasal dari Malaysia, China, Filipina, Jepang, dan Italia negeri kelahiran Vespa.

Salah satunya Fabio Salini (30), pria asal Italia yang belum pernah absen dalam ajang Asia Vespa Day.

Namun siapa sangka, pria ini memiliki cerita yang panjang sebelum mengikuti ajag internasional yang baru digelar pertama kali di Indonesia itu.

Pria ini mengaku sempat mengunjungi sejumlah negara sebelum akhirnya mengikuti kegiatan di Yogyakarta tersebut.

Berangkat dari Genoa, kota di wilayah utara Italia, Fabio menunggangi Vespa miliknya untuk menuju Indonesia.

Ia melewati sejumlah negara di Eropa dan Asia sebelum akhirnya tiba di Indoenesia dua pekan yang lalu.

"Saya melewati Austria, Hungaria, Bulgaria, Turki, Azerbaijan, Serbia, Iran, Pakistan, India, Nepal, Thailand, Malaysia, baru ke Indonesia. Dari Malaysia ke sini saya pakai pesawat kargo," kata Fabio ketika berbincang dengan Kompas.com.

 Lin Hai (kiri), warga China bersama rekannya ketika mengikuti ajang Asia Vespa Day di Balai Kota, Jalan Kenari, Kota Yogyakarta, Sabtu (16/9/2017)KOMPAS.com/Teuku Muh Guci S Lin Hai (kiri), warga China bersama rekannya ketika mengikuti ajang Asia Vespa Day di Balai Kota, Jalan Kenari, Kota Yogyakarta, Sabtu (16/9/2017)
Fabio Salini mengendarai Vespa PX-nya untuk menuju Indonesia. Meski tak menghitung jarak yang ditempuh, Fabio memprediksi telah berkendara sejauh 90.000 kilometer.

Adapun waktu yang ia tempuh menghabiskan sekitar 100 hari. Selama itu, ia pun mendapatkan pengalaman, baik suka maupun duka selama berkeliling dunia dengan mengendarai Vespa.

Kendala yang paling sering ia alami, yaitu mesin rusak terutaa di  bagian piston yang sering tersendat tiba-tiba ketika sedang menempuh perjalanan jauh. Hal itu disebabkan suhu mesin Vespanya panas.

"Itu karena suhu di Asia lebih panas ketimbang di Eropa. Tapi tidak ada masalah karena saya bisa perbaiki," kata Fabio.

Baca: STNK Mati dan Belum Bayar Pajak, Pengendara Marah Vespa-nya Diangkut Polisi

Tak hanya mesin rusak, ia pun sempat divonis tak bisa lagi melanjutkan perjalanannya bermasalah dengan otoritas Thailand ketika akan melewati perbatasan.

Ia terpaksa tinggal di perbatasan Thailand-Malaysia selama beberapa hari sampai akhirnya diizinkan untuk melewati perbatasan.

Begitu mendapat izin Fabio langsung melanjutkan perjalanannya ke Indonesia untuk mengikuti Asia Vespa Day.

"Sewaktu di India, saya pernah diminta berhenti pergi oleh dokter. Karena dokter bilang angkle saya bermasalah. Tapi saya tetap melanjutkan perjalanan saya ke sejumlah negara di Asia," kata Fabio.

Kepergiannya dari Italia dengan mengendarai Vespa bukan tanpa alasan. Fabio mengaku ingin bertemu dengan pengemudi Vespa di dunia terutama di Asia.

"Sebelumnya saya kerja sebagai pegawai kantoran. Tapi saya memiliki cita-cita berkeliling dunia dengan vespa milik saya. Makanya saya keluar dari pekerjaan saya dan memutuskan berkeliling dunia dengan Vespa saya," kata Fabio.

Fabio menyadari aksinya mengelilingi dunia itu merupakan hal yang dianggap tidak wajar. Orangtuanya sempat melarang keinginan Fabio lantaran bisa membahayakan hidupnya.

Bahkan orangtuanya sempat pesimis jika Fabio akan benar-benar melakukan aksi nekatnya tersebut.

"Saya juga dibilang gila dan dianggap tidak akan berhasil. Tapi saya tetap pergi, dan akhirnya sampai di sini," ujar Fabio.

Keberangkatan Fabio menuju Asia itu tak hanya berbekal niat. Ia membawa sejumlah uang yang merupakan hasil menabung selama bekerja.

Meski tak menyebutkan jumlahnya, uangnnya cukup untuk bertahan hidup dan akhirnya sampai di Indonesia.

"Beruntung, banyak orang yang menolong ketika saya kesulitan. Saya sering dibantu, tidur juga di mana-mana. Saya selalu bertemu orang yang baik-baik," kata tutur Fabio.

Baca: Kendarai Motor Vespa, La Nyalla Daftar Cagub Jatim via Demokrat

Fabio mengaku, tujuan akhir perjalannya itu adalah Australia. Setelah itu, ia baru kembali ke negaranya untuk menceritakan seluruh pengalamannya kepada teman dan keluarganya di Italia.

Ia mengaku belum memiliki rencana lain setelah cita-citanya mengeliling dunia naik Vespa itu tercapai.

"Setelah dari Indonesia saya ke Australia, setelah itu baru pulang. Belum ada rencana lain," ucap Fabio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com