Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riska, Gadis yang Dibuang Keluarganya Sejak Remaja karena Lumpuh

Kompas.com - 15/09/2017, 21:50 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Pancaran cahaya wajah Ariska Agustin alias Riska (19) seperti lilin padam. Seketika gelap. Genangan air mata muncul di antara pelupuk matanya yang setengah terpejam.

Ia diam sembari memalingkan muka menjauh dari beberapa orang yang mengelilinginya, yang saat itu bertanya di mana ayah, ibu, dan saudara Riska selagi didera penyakit yang belum ada kejelasannya ini.

"Perasaannya pada keluarganya bisa jadi sudah mati," kata Chieci Indah Nuraini, bibi dari Riska, Jumat (15/9/2017).

Riska diduga mengalami gangguan syaraf yang menyerang otot. Akibat penyakit itu, Riska sering kali mengalami kejang pada seluruh anggota tubuhnya. Kejang itu bisa berupa hentakan keras maupun pelan tak beraturan sepanjang hari.

Bahkan hentakan yang terjadi pada rahang mulut bisa menyebabkan lidah maupun mulutnya tergigit. Ketika kejang-kejang kembali datang, Riska hanya bisa tidur tengkurap sembari melipat kaki dengan bersila.

Kondisi ini berlangsung sampai berminggu-minggu, normal sebentar, lantas kembali lumpuh dan kejang. Begitu terus berulang hingga tahun ke-6 tinggal bersama Chieci. Kebetulan, Chieci beserta ke-5 anaknya, juga Riska menetap di rumah nenek Riska di RT 23, Kelurahan Karang Jati, Balikpapan Tengah, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Baca juga: Derita Nurlina, Terkena Kanker Stadium 4, Diceraikan Suami dan Ditolak Keluarga

Chieci menceritakan, kondisi itu pula yang membuat Riska tidak mendapat perhatian keluarganya. Tahun ini saja, Helmi, ayah Riska, hanya datang satu kali ke rumah mereka. Itu pun bukan untuk menjenguk Riska.

"Dia tahu kalau anaknya sakit seperti ini. Tapi tidak ada yang dilakukan," kata Chieci.

Ibu Riska, Sulistiowati, juga hanya satu kali mampir.

"Sama-sama pernah datang ke rumah Chieci ini. Tidak sampai setengah jam lalu pergi," kata Nur Ariati, tetangga Chieci.

Kakaknya, Ana Munarisa, juga dinilai mengabaikan Riska. "Dia cuma mampir minta tanda tangan karena mau menikah, lantas pergi. Adiknya tidak ditemui," kata Ariati.

"Makanya kalau ditanya Riska maunya tinggal dengan bibinya saja," kata Ariati.

Riska tinggal bersama Chieci sejak enam tahun silam. Saat itu, neneknya masih hidup. Sebelumnya, Riska sempat merasakan hidup bersama Sulistiowati di Kecamatan Sanga-sanga, Kutai Kartanegara. Kecamatan ini sekitar 70 kilometer dari Balikpapan.

Sulistiowati sendiri yang mengantar Riska ke Karang Jati enam tahun lalu.

"Menurut ibunya, Riska sudah sering lumpuh seperti ini selama 2 tahun tinggal dengan ibunya ini," timpal Chieci.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com