Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Peternak Sapi di Tengah Krisis Air Bersih

Kompas.com - 14/09/2017, 20:04 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kekeringan di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, juga berdampak pada peternak sapi. Mereka memberi hewan ternaknya jerami karena minimnya hijauan pakan ternak.

Seperti di Dusun Bentang, Desa Kenteng, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Mereka terpaksa membeli air bersih hanya untuk memberi minum ternak mereka.

Salah seorang petani yang memiliki 4 ekor sapi, Mul Mulyono mengaku sudah membeli 4 tangki air. Sebagian besar dari air tersebut untuk memenuhi kebutuhan ternak. "Air satu tangki dibeli Rp 150.000 per tangki," katanya, Kamis (14/9/2017).

Tak hanya air bersih yang digunakan untuk minum dan mencampur makanan, para peternak ini harus membeli jerami sebagai pengganti hijauan pakan ternak.

(Baca juga: Kekeringan, Air di Tiga Waduk di Madiun Kritis)

 

Jerami ini dibeli dari suplier seharga Rp 750.000 per truk yang bisa digunakan untuk 4 ekor sapi selama seminggu.

"Untuk pakan kita juga membeli pakan ternak pohon jagung seharga Rp 50.000 perikatnya untuk menambah nutrisi. Kami membeli karena memang saat musim kemarau di sini tidak bisa ditanami, jika musim penghujan mencari di ladang," tuturnya.

Mulyono mengaku tak akan menjual ternaknya meski tingginya biaya yang harus dikeluarkan. "Petani seperti saya ini bisa nabung karena ternak," ungkapnya.

Kepala Dusun Bentang, Widiyono mengatakan, dari 75 kepala keluarga di wilayahnya, hanya 7 KK yang teraliri air PDAM. Ketujuh KK tersebut berada di bagian bawah. Sementara sisanya, mengandalkan air tangki milik swasta.

"Kami membeli untuk kebutuhan air bersih dari tangki swasta," ucapnya.

Kekeringan Meluas

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat, kekeringan terjadi di 12 kecamatan. Bahkan Kecamatan Gedangsari kini sudah meminta bantuan droping air ke BPBD.

Camat Gedangsari, Imam Santoso mengatakan, dari tujuh desa yang ada, hampir seluruhnya mengalami kekeringan. Meski demikian, tak semua warga merasakan langsung dampak kekeringan.

(Baca juga: Kekeringan, Warga Tubansari Magelang Mandi di Sungai yang Keruh)

Wilayah Gedangsari merupakan wilayah perbukitan yang berada di sisi utara Gunungkidul. Hampir semua wilayahnya berada di lereng perbukitan karst, sehingga tidak mudah menemukan sumber air.

"Saat ini kami melakukan droping menggunakan tangki milik kecamatan. Saat ini sudah mengirimkan surat ke BPBD DIY untuk bantuan air bersih," katanya.

Dengan masuknya Kecamatan Gedangsari, maka total sudah ada 12 kecamatan dari 18 kecamatan yang masuk peta terdampak kekeringan tahun 2017.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com