Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Bidang Tanah Belum Dibebaskan, Proyek Jalan Tol Ngawi-Kertosono Molor

Kompas.com - 14/09/2017, 07:40 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

MADIUN, KOMPAS.com - Gara-gara satu lahan milik warga belum dibebaskan, pembangunan jalan tol ruas Ngawi-Kertosono molor. Sesuai perencanaan, pembangunan jalan tol itu semestinya rampung Agustus.

"Perencanaan awal pembangunan jalan tol ruas Ngawi-Kertosono selesai Agustus. Namun karena masalah lahan ada yang belum selesai pembebasannya, maka kontrak pembangunannya diperpanjang hingga akhir Oktober 2017," ujar Direktur Teknis PT Ngawi Kertosono Jaya, Yudi Darmawan selaku pengelola tol, Rabu ( 13/9/2017).

Yudi menjelaskan, lahan yang belum dibebaskan milik seorang warga di Dumpil, Kabupaten Madiun, dengan luas tanah mencapai 4.000 meter persegi. Berbagai upaya mediasi sudah dilakukan namun belum menemui titik temu.

"Persoalan ini sudah dua tahun tapi belum selesai," kata Yudi.

Ia mengatakan pemilik tanah bersikeras tidak bersedia melepas tanahnya. Pemilik tanah meminta harga di luar taksiran apraisal.

"Denger-denger dari apraisal memberikan harga Rp 250.000 per meter. Tetapi pemilik tanah meminta harga Rp 2 juta per meter," ujar Yudi.

Baca juga: Eksekusi Lahan Proyek Tol Ngawi-Kertosono Berlangsung Tanpa Perlawanan

Yudi mengatakan, perpanjangan kontrak pembangunan tak hanya dilakukan kali ini saja. Sejak Agustus sudah dilakukan empat kali perpanjangan kontrak.

Menurut Yudi, perpanjangan kontrak selain menunggu penyelesaian pembebasan lahan juga ada item tambahan pembangunan sesuai permintaan warga seperti terowongan.

Ditanya molornya penyelesaian pembangunan jalan tol lantaran persoalan bahan baku, Yudi mengelaknya. Menurutnya, ketersediaan bahan baku seperti pasir dan batu split pernah mengalami kelangkaan selama satu minggu. Untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan itu, kata Yudi, rekanan mendatangkan bahan baku dari Palu dan Banjarnegara.

"Bahan bangunan seperti kerikil sempat kesusahan. Pasalnya pada saat bersamaan, banyak proyek yang melakukan pengecoran. Kondisi itu menyebabkan ketersediaan batu split di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah susah," ungkapnya.

Baca juga: Jalur Mudik Tol Ngawi-Kertosono Tidak Bisa Dilalui Malam Hari

Yudi menambahkan, batu split dan pasir banyak ditemukan di wilayah Magetan dan Madiun. Hanya saja, batu split dan pasir yang tidak memenuhi spesifikasi untuk pengecoran.

"Dan untuk bahan yang ada sudah dipastikan semuanya sesuai dengan spek. Kami tidak berani main-main," kata Yudi.

Kompas TV Mulai pukul 00.00 WIB, Jumat (8/9), tarif Tol Jagorawi jauh dekat diseragamkan menjadi Rp 6.500,00.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com