Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Toleransi Beragama di Kota Syariat Islam...

Kompas.com - 12/09/2017, 18:48 WIB
Masriadi

Penulis

LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Tiga rumah ibadah berdiri megah di Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Gedung itu dibangun puluhan tahun lalu dan saling berdampingan, yaitu satu wihara dan dua gereja.

Satu gereja milik Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dan satu lagi Gereja Methodis Indonesia (GMI). Tak jauh dari rumah ibadah itu terdapat masjid di Pusong.

Letak ketiga rumah ibadah itu berada di sudut kota. Saban akhir pekan, jemaat berdatangan ke sana. Tak ada pengamanan khusus, mereka bisa khusuk beribadah tanpa khawatir.

Affandi Chandra, salah satu pengurus wihara Lhokseumawe, mengatakan, toleransi beragama di daerahnya sangat tinggi.

“Bahkan kalau kita perayaan waisak atau tahun baru, itu masyarakat muslim turut bantu. Mereka membantu kita agar nyaman, sepeda motor kita diamankan, ini sudah puluhan tahun,” katanya, Selasa (12/9/2017).

Baca juga: Tokoh Lintas Agama DKI Belajar Cara Toleransi Beragama di Purwakarta

Perlakuan yang sama ketika umat kristen melaksanakan ibadah pada Minggu di dua gereja itu. Mereka tak pernah mengalami gangguan apa pun.

“Di sini muslim nyaris 100 persen. Menerapkan syariat Islam, tak ada pergesekan antar-pemeluk agama di sini,” terang ketua bidang pendidikan Vihara Lhokseumawe itu.

Di Lhokseumawe tercatat 240 kepala keluarga adalah pemeluk agama Buddha.

Hamdan, salah satu umat kristiani di Lhokseumawe merasakan tak ada kendala apa pun saat melakukan ibadah di gereja. “Kita ini bersaudara,” katanya.

Dia menceritakan, ketika kerusuhan Mei 1998 pecah, tak ada satu pun warga non muslim diganggu.

“Gereja kami utuh, tak ada yang merusak dari dulu sampai kini,” katanya.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lhokseumawe menyebutkan total penduduk kota itu sebanyak 205.462 jiwa dengan rinican pemeluk agama Islam 203.783 jiwa, Katolik 185 jiwa, Buddha 718 jiwa dan Hindu 10 jiwa.

Wali Kota Lhokseumawe Suaidi Yahya menyebutkan, toleransi umat beragama di Lhokseumawe tak perlu diragukan lagi.

“Kalau kita masih berbicara perbedaan, maka itu tak akan selesai-selesai. Dari zaman konflik dulu sampai sekarang masyarakat pemeluk agama selalu rukun dan damai di kota ini,” katanya.

Baca juga: Memelihara Toleransi di Pulau Bukide...

Ketika berbicara tentang toleransi di Aceh, Lhokseumawe bisa dijadikan salah satu rujukan. Di sana, umat beragama menyatu dalam pelukan muslim dan payung kebinekaan Indonesia.

Kompas TV Beberapa titik bahkan mendapat pantauan lebih, karena ada potensi tersebarnya paham radikalisme.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com