Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Juragan Kuda Diduga Diracun Istri dan Anak, Makam Dibongkar

Kompas.com - 07/09/2017, 16:29 WIB
Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Sejumlah saksi pelaku mengungkapkan bahwa juragan kuda bernama Abdul Waris (60) diracuni sebelum dianiaya hingga tewas oleh pembunuh bayaran pada 24 Juni 2017.

Untuk membuktikannya, Tim DVI dari Polda Sulselbar membongkar kuburan Abdul Waris di Desa Ugi Baru, Kecamatan Mapilli, Polewali Mandar, Kamis (7/9/2017) siang.

Pembongkaran berlangsung tertutup. Polisi memasang garis polisi di sekitar lokasi. Sementara itu, di sekeliling kuburan dipagari dengan kain setinggi satu meter dan bagian atas juga diberi atap.

Ratusan warga yang berkumpul di sekitar kuburan tidak bisa melihat secara langsung, begitu pula awak media.

Proses penggalian kuburan dihadiri oleh Kapolres Polman AKBP Hanny Andhika Sarbini, juga sejumlah keluarga korban. Keluarga berharap, para pelaku dihukum setimpal.

(Baca juga: Motif Pembunuhan Juragan Kuda, Istri Tak Dinafkahi gara-gara Suami Kawin Lagi)

Tim dokter DVI Polda Sulselbar melakukan otopsi untuk membuktikan ada atau tidaknya kandungan racun, termasuk jenis racun yang ada di dalam tubuh korban, seperti yang diakui sejumlah pelaku dalam BAP.

Kapolres Polewali Mandar AKBP Hanny Andhika Sarbini yang menyaksikan jalannya proses penggalian jenazah korban untuk diotopsi tim dokter DVI Polda Sulselbar menyebutkan, proses otopsi korban dilakukan untuk membuktikan benar tidaknya ada kandungan racun dalam tubuh korban, seperti pengakuan sejumlah saksi pelaku yang telah diperiksa penyidik Polres Polman.

“Kami akan buktikan apakah korban sebelum meninggal dunia karena dianiaya diracuni pelaku seperti keterangan sejumlah saksi pelaku yang telah diperiksa penyidik,” tutur kapolores.

Kasus pembunuhan juragan kuda ini mendapat perhatian publik di Polewali Mandar sejak terkuak pada 24 Juni lalu. Saat kabar kematian korban tersiar ke publik, rumah korban di Matakali langsung dipenuhi warga.

Saat proses olah TKP, rumah disesaki warga yang penasaran. Polisi terpaksa memasang garis polisi di sekitar rumah korban untuk menghindari warga merangsek masuk.

Rekonstruksi berlangsung di tiga lokasi berbeda. Rekonstruksi yang digelar malam itu juga sempat diwarnai aksi caci maki warga dan pihak keluarga korban yang kesal dengan ulah para pelaku.

Saat para pelaku, termasuk Aco Botto dan tiga rekannya yang berperan sebagai pembunuh bayaran, dibawa masuk, mereka sempat diteriaki warga saat digiring petugas dari mobil dalmas menuju lokasi rekonstruksi.

Ada lebih dari 41 adegan proses pembunuhan berencana terhadap pelaku ketika itu. Salah satu adegannya adalah menaruh racun pada makanan korban, namun hal tersebut menurut sejumlah pelaku tidak membuat korban mati. Korban baru meninggal setelah korban dipukuli dengan balok kayu secara beramai-ramai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com