Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Sri Baduga Dapat Kiriman Arca Berkepala Gajah dan Berbadan Ular

Kompas.com - 06/09/2017, 12:48 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Balai Pengelolaan Museum Sri Baduga Bandung mendapat kiriman benda budaya berupa sebuah batu berbentuk kepala gajah berbadan menyerupai ular.

Romulo, penanggung jawab Koleksi Arkeologika Museum Sri Baduga, mengatakan pihak museum mendapat laporan dari salah seorang warga Cipatik, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada 15 Agustus 2017.

Warga tersebut, kata Romulo, mengaku menemukan benda itu di area pemakaman lama yang berlokasi di bukit Gunung Lalakon yang berjarak sekitar 200 meter dari area pemukiman dan tak jauh dari aktivitas proyek pembangunan Tol Soroja.

"Pada 29 Agustus kepala Museum Sri Baduga menugaskan tim survei ke lokasi. Tim survei lalu mengadakan wawancara kepada tiga orang penemu. Pada saat diambil, benda sudah berada atas tanah dan tanah masih menempel hingga menutupi seluruh benda. Di sekitar lokasi temuan terdapat pemakaman umum (Islam). Kemudian benda tersebut dibawa ke rumah dan dibersihkan oleh penemu," ucap Romulo saat ditemui di Museum Sri Baduga, Rabu (6/9/2017).

Romulo menjelaskan, benda tersebut memiliki panjang 105 centimeter, diameter 15 centimer, dan bobot sekitar 30 kilogram.

Baca juga: Cari Pasir di Sungai, Warga Sleman Temukan Tiga Arca Abad 9-10 Masehi

Benda itu berkepala batu menyerupai kepala gajah dengan mahkota bunga teratai. Bagian belalai menjulur ke depan. Mulut terbuka hingga memperlihatkan lidah dan gigi yang runcing. Sementara bagian badan berbentuk melengkung seperti badan ular.

Romulo mengaku belum bisa memastikan material apa yang membentuk bagian badan benda tersebut.

"Bahannya itu seperti tulang, tapi masa bisa bengkok seperti itu. Tapi kayu juga bukan, kita masih bingung," ujarnya.

Di beberapa bagian badan dan ekor terdapat ukiran seperti sisik ular. Ada juga tempelan batu mulia di bagian leher dan badan berwarna merah, kuning dan ungu.

"Pada sisi kiri, bagian telinga sudah patah, sedangkan telinga kanan masih utuh. Pada bagian bawah (perut) sudah menampakkan terjadi pelapukan, dan pada pangkal ekor terdapat pemotongan yang dilakukan dengan rapi," tuturnya.

Pihak museum, lanjut Romulo, masih meneliti mendalam benda tersebut. Ia pun tak berani berandai-andai tentang asal mula benda itu.

"Ada sejumlah pertanyaan yang memerlukan penelitian lapangan untuk menjawab kenapa terdapat aksesoris batu mulia yang berwama-warni pada bagian leher dan badan? Terbuat dari bahan apa sebenarnya benda tersebut? Karena tampaknya dikerjakan sangat rapi," ucapnya.

Baca juga: Ekskavasi di Boyolali, Petugas BPCB Temukan Arca Mahakala

Namun, kata Romulo, dari hasil penelitian sementara merujuk pada data fisik bagian kepala berbentuk gajah merupakan perwujudan Ganesha.

"Seluruh motif-motif pada benda tersebut merujuk pada mitologi Hindu-Budha," jelasnya.

Kompas TV Sebanyak 208 lukisan hasil karya seniman dari 31 negara dipamerkan dalam ajang International Artswitch Exhibition di Jogja Gallery.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com