Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelar Pameran Buku Tanpa Izin, Jemaah Ahmadiyah Dipanggil Aparat

Kompas.com - 05/09/2017, 21:15 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

MADIUN, KOMPAS.com — Sejumlah pengurus Jemaah Ahmadiyah dipanggil ke Kantor Kementerian Agama Kota Madiun menyusul digelarnya acara pameran buku berisikan ajaran Ahmadiyah di Lapangan Gulun, Selasa ( 5/9/2017).

"Sejak Tanggal 20 Agustus 2017 mereka menggelar pameran di Lapangan Gulun. Di sana otomatis menjual buku dan menyebarkan ajaran. Padahal SKB tiga menteri dan peraturan gubernur sudah melarang. Untuk itu mereka (pengurus Ahmadiyah) kami panggil," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Madiun, Amir Sholehudin.

Pantuan Kompas.com, selain dihadiri pihak Kemenag, forum itu dihadiri perwakilan Polres Madiun Kota, Kejari Kota Madiun, Kodim 0803 Madiun, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Kesbangpol Kota Madiun.

Amir mengatakan, pihaknya memilih memberikan peringatan dengan memanggil pengurus Ahmadiyah. Ini dilakukan agar tidak terjadi gejolak dan situasi tetap kondusif.

(Baca juga: Warga Ahmadiyah Manislor Alami Kekerasan dan Diskriminasi Berlapis)

 

Untuk itu ia bersama anggota forum mengajak diskusi dan meminta pengurus Ahmadiyah segera menutup pameran buku tak berizin tersebut.

"Ini merupakan langkah kami memperingatkan kalau ada pelanggaran, kami dengan sopan ajak diskusi dan diingatkan dengan baik. Kalau sudah menerima ya sudah dan yang penting tidak diulangi lagi. Kalau terjadi lagi maka aparat kepolisian yang akan bertindak," ujar Amir.

Ia menegaskan, pameran buku yang digelar Ahmadiyah tidak berizin. Untuk itulah ia memanggil pengurus Ahmadiyah dan meminta segera menutup pameran tersebut.

"Kalau sudah diperingatkan sudah menerima dan berjanji tidak mengulang saya kira sudah sanksi moril," ujarnya.

Juru Bicara Ahmadiyah, Sajid Ahmad Sutikno menyatakan, pameran buku yang digelar hanya kecil-kecilan. Pameran itu digelar tidak setiap hari di Lapangan Gulun Kota Madiun.

"Kami menggelar pameran buku itu hanya kecil-kecilan seperti jualan pecel di Lapangan Gulun seminggu sekali. Kadang-kadang seminggu sekali dan kadang absen," ujar Sajid.

(Baca juga: Komnas HAM: Pemerintah Lalai Memenuhi Hak Asasi Warga Ahmadiyah)

 

Sajid mengatakan, pameran itu merupakan sumbangsih kepada bangsa, bagaimana menyebarkan Islam secara damai. Untuk itu di ajang pameran tersebut pihaknya memasang benner kecil bahwa Islam itu adalah ajaran kedamaian.

"Di sana juga kami pasang banner NKRI harga mati dan kami cinta Pancasila," tuturnya.

Mengenai buku yang dijual dan dipamerkan, Sajid mengatakan, kebanyakan tentang kedamaian. Misal ada buku Ahmadiyah di Jepang, Rusia, Israel, Eropa.

Selain itu pihaknya menggelar Al Quran dalam seratus bahasa dunia. Lewat pameran juga, pihaknya ingin mengklarifikasi tentang pemahaman yang tersebar di masyarakat bahwa Ahmadiyah itu dipahami secara negatif.

Ia mencontohkan Ahmadiyah memiliki nabi baru ke 26. "Padahal nabi terakhir kami adalah Nabi Muhammad SAW. Kitab suci kami juga sama yaitu Al Quran," kata Sajid.

Menanggapi permintaan forum, Sajid mengatakan, Ahmadiyah akan menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan di luar. Kendati demikian pihaknya akan berkoordinasi dengan Ahmadiyah untuk melakukan upaya hukum.

"Langkah itu kami lakukan agar kami tidak seperti katak dalam tempurung," jelas Sajid.

Sementara itu, Abdul Hafidz, pengurus Jemaah Ahmadiyah Kota Madiun memberikan apresiasi kepada Kemenag yang memberikan ruang komunikasi bagi Ahmadiyah dengan pemerintah pusat.

Ia menyebutkan, jumlah jemaah Ahmadiyah di Kota Madiun mencapai ratusan orang. 

Kompas TV Komnas HAM meminta pemerintah memberi wadah kepada jemaah Ahmadiyah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com