Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telepon Terakhir Sopir Bus kepada Sang Istri Sebelum Tewas karena Lemparan Batu

Kompas.com - 04/09/2017, 19:16 WIB

SOLO, KOMPAS.com - Nanik tak menyangka bahwa hari Rabu (29/8/2017) ternyata menjadi pertemuan terakhirnya dengan sang suami, Misdi. Hari itu, dia mengantar sang suami ke Terminal Tirtonadi, Solo, untuk bekerja.

Misdi berprofesi sebagai sopir bus Patas Eka jurusan Surabaya-Magelang (via Solo dan Yogyakarta). Dia sudah menggeluti profesi ini sejak 1989.

“Rabu pagi saya antar ke Tirtonadi, sekitar jam 9-an,” kata Nanik di rumahnya, di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jumat (1/9/2017) siang.

"Waktu itu Bapak habis libur panjang. Karena ini long weekend dan ramai, maka Bapak masuk lagi (Rabu), mulai narik," ujar ibu tiga anak ini.

Saat itu, Nanik mengaku tak memiliki firasat apa pun. Hanya saja, sehari kemudian, pada Kamis sekitar pukul 02.56 WIB, sang suami menelepon dirinya.

“Tiba-tiba (dia) telepon, bilang 'aku disawat (dilempar)',” ujar Nanik menirukan ucapan suaminya.

(Baca juga: Bus Dilempari Batu, Sopir Tewas di Depan Setir Diduga Kehabisan Darah)

Menurut Nanik, saat itu suaminya mengaku tidak terluka. Hanya saja, menurut cerita sang suami, kaca bus bagian depan kanan berlubang akibat lemparan batu di wilayah Kecamatan Masaran, Sragen, Jateng.

Bahkan setelah menjadi korban pelemparan pun, Misdi masih bisa menyetir hingga masuk Terminal Tirtonadi, Solo.

 “Ya mungkin sudah sakit, tapi tidak dirasakan. Masih tanggung jawab sama penumpang, (mereka) diantar (suami saya) sampai Tirtonadi,” kata Nanik.

“Kan bagaimana juga penumpang adalah raja, apalagi mungkin itu penumpang penuh karena bertepatan libur panjang,” tambahnya.

Nanik bercerita, sesampainya bus Misdi di Terminal Tirtonadi, Kamis dini hari, para penumpang dipindahkan ke bus berikutnya untuk meneruskan perjalanan ke Yogyakarta dan Magelang.

Sang suami lalu membawa busnya pulang ke rumah di daerah Sumber.

“Sekitar jam 4-an (dini hari) itu di gang depan tiba-tiba sudah ramai-ramai (orang-orang) bilang kalau Bapak pulang,” kata Nanik.

“Namun tepat di gang depan rumah, Bapak sudah tidak bergerak,” tuturnya kemudian.

Setelah itu, Misdi dibawa ke Rumah Sakit (RS) Panti Waluyo Solo.

“Sampai di RS, (Bapak) dinyatakan sudah meninggal dunia,” kenangnya.

Kakak korban, Wiyono, mengatakan, di tubuh adiknya saat itu tidak terlihat secara jelas adanya luka atau memar.

“Kalau ada yang bilang (meninggal) karena kehabisan darah itu tidak benar. Memar secara kasat mata juga tidak terlihat. Ya secara ringkas memang ada pelemparan batu. Kemudian adik saya entah syok atau terkejut atau sudah kerasa nggak enak, pulang dan meninggal dunia,” tuturnya.

Wiyono menjelaskan bahwa pihak Polsek Masaran pun sudah datang ke rumah almarhum.

“Tadi pagi juga ada dari Polsek, katanya pada malam yang sama juga terjadi pelemparan sampai tiga kali. Namun ya ndilalah adik saya yang sampai meninggal (akibat pelemparan),” katanya.

Jenazahnya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Boto, Jetis, Solo, Kamis (31/8/2017) siang. Dia meninggalkan satu istri dan tiga orang anak yang masih kecil.


Berita ini telah tayang di Tribun Solo, Jumat (1/9/2017), dengan judul: Begini Cerita Sopir Bus Patas Eka yang Meninggal Setelah Terkena Lemparan Batu di Masaran, Sragen

 

 

Kompas TV Dua orang tewas dan dua lainnya mengalami luka-luka dalam musibah ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com