Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Gelar Tradisi Grebeg Besar

Kompas.com - 02/09/2017, 18:01 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar acara tradisi Grebeg Besar. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat mengeluarkan tujuh gunungan yang dibawa ke tiga tempat, yakni Masjid Gedhe Kauman, Pura Pakualaman, dan Kepatihan.

Sejak pukul 08.30 WIB, masyarakat Yogyakarta dan wisatawan sudah mulai berdatangan di alun-alun utara Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Mereka dengan sabar menunggu keluarnya arak-arakan bregodo prajurit dan gunungan dari dalam Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

"Ini dalam rangka Idul kurban, lalu simbolisasi ucapan syukur atas kemakmuran masyarakat Yogyakarta. Ini juga sebagai sedekah Sultan, untuk rakyat," ujar GBPH Yudhaningrat sebagai Manggala Yuda saat ditemui di Alun-alun Utara Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sabtu (02/08/2017).

Di dalam acara tradisi Grebeg Besar kali ini, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat membuat tujuh Gunungan yakni tiga buah Gunungan Lanang, Gunungan Wadon, Gunungan Darat, Satu Gunungan Gepak dan Satu Gunungan Pawuhan. Ke Tujuh gunungan di arak dari Alun-alun Utara menuju ketiga tempat tersebut.

(Baca: Pesan Toleransi Antar-umat Beragama dalam Perayaan Idul Adha...)

Arak-arakan diawali oleh empat ekor Gajah dan di ikuti bregodo prajurit keraton. Di rute arak-arakan, masyarakat dan wisatawan berdiri memenuhi pinggir jalan.

"Ada tujuh Gunungan. Lima dibawa ke Masjid Gedhe Kauman, dua Gunungan di bawa ke Pura Pakualaman dan Kepatihan," ucapnya.

Setelah sampai di ketiga tempat tersebut, Gunungan berisi hasil bumi secara simbolis di serah terimakan. Usai di doakan, Gunungan lantas diperebutkan oleh masyarakat. Salah satu masyarakat yang hadir di acara Grebeg Besar, Sulastri warga Kasongan, Bantul menyampaikan datang bersama keluarganya untuk berlibur melihat acara Grebeg.

"Tidak setiap ada Grebeg tonton. Sudah lama enggak tonton, terus ingin lihat , ya sudah ke sini sama keluarga," bebernya.

(Baca: Idul Adha, TPU Rawa Kopi Dipadati Peziarah)

Astri panggilan Sulastri mengaku hanya melihat saat rebutan gunungan. Namun demikian, dirinya mendapatkan satu dari gunungan dan rencananya akan di simpan di kamarnya.

"Tadi kan ada yang dilempar, saya dapat satu. Mau saya simpan di kamar saja," pungkasnya.

Kompas TV Di Pare – Pare, bawang merah biasanya dijual Rp 20 ribu, kini harganya Rp 18 ribu. Penurunan juga terjadi pada harga bawang putih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com