Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Amankan Ratusan Ton Pupuk Kedaluwarsa Asal Malaysia

Kompas.com - 31/08/2017, 16:31 WIB
Heru Dahnur

Penulis

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Ratusan ton pupuk kedaluwarsa asal Negeri Jiran Malaysia, diamankan polisi dari sebuah gudang di Jalan Sungai Selan, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung.

Empat tersangka yang salah satunya diduga sebagai pemilik gudang ikut diamankan bersama barang bukti.

“Total pupuk yang telah diamankan sebanyak 223 ton, terdiri dari 123 ton dari gudang penyimpanan Belitung dan 100 ton di gudang Sungai Selan Bangka Tengah,” kata Kapolda Kepulauan Bangka Belitung, Brigjen (Pol) Anton Wahono, Kamis (31/8/2017).

Para tersangka terancam pasal berlapis Undang-Undang Nomor 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Nomor 12 /1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, dengan ancaman 5 tahun penjara dan denda maksimal Rp 5 miliar.

Baca juga: Cerita Relawan Pupuk Nasionalisme di Desa yang Hanya Terima Siaran TV dari Malaysia

Hasil penyelidikan sementara pihak kepolisian diketahui pupuk masuk melalui jalur laut dari importir besar yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara.

Peredaran pupuk ilegal selain merugikan negara juga dinilai telah merugikan petani lada di Kepulauan Bangka Belitung.

“Hasil panen tidak maksimal serta wabah penyakit kuning diduga karena penggunaan pupuk kualitas rendah yang justru membahayakan tanaman,” ujar Anton.

 

Kompas TV Sindikat penjualan pupuk palsu beromzet puluhan miliar rupiah ini diungkap polisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com