Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Populasinya Melonjak, Ratusan Kera di Gunung Tidar Akan Dipindah

Kompas.com - 31/08/2017, 10:02 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang, Jawa Tengah, berencana memindahkan ratusan ekor kera ekor panjang keluar Gunung Tidar. Langkah ini ditempuh karena populasi jumlah hewan primata itu terus melonjak.

Tidak jarang kera-kera itu mengganggu wisatawan dan warga yang tinggal di sekitar Gunung Tidar. Kondisi ini disebabkan pula karena cadangan makanan di gunung tersebut semakin minim.

"Tim teknis yang akan menanganinya nanti," kata Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito, Rabu (30/8/2017).

Meskipun jumlahnya meningkat, Sigit melarang kera-kera itu dibunuh oleh siapapun. Hewan itu tetap harus diperlakukan dengan baik. Bahkan, sebelum dipindah, mereka seharusnya dibius terlebih dahulu.

"Jangan dibunuh. Tidak boleh dibunuh. Yang boleh kalau dipindahkan. Nanti kami akan kerja sama dengan kebun binatang atau tempat lainnya," tandas Sigit.

Baca juga: Warga Gunungkidul: Kera Ekor Panjang Memakan Apa Saja Tanaman Kami

Menurut Sigit, tidak seluruhnya kera ekor panjang itu akan dipindahkan. Pihaknya hanya ingin mengambil sebagian saja demi menjaga ekosistem di Gunung Tidar.

Catatan UPT Kawasan Gunung Tidar Magelang menyebutkan bahwa setiap tahun populasi kera ini cenderung meningkat drastis. Dalam jangka waktu dua tahun saja, perkembangbiakan binatang primata itu mencapai 100 persen.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha (TU) UPT Kawasan Gunung Tidar, SW Wahyuono, menyebutkan pada tahun 2015 lalu, jumlah kera ekor panjang tidak lebih dari 300 ekor. Namun, pada semester pertama tahun 2017 jumlahnya bertambah mencapai sekitar 600 ekor.

"Empat bulan lalu, tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta melakukan penelitian yang hasilnya menyebutkan bahwa ada sekitar 600 ekor monyet hidup di Gunung Tidar saat ini," papar Wahyu.

Pihaknya bekerja sama dengan para relawan telah melakukan upaya untuk menambah ketersediaan makanan di area Gunung Tidar, antara lain dengan menaman pohon buah-buahan seperti salak, jambu air, jambu biji, rambutan, mangga dan sebagainya.

Wahyu juga kerap menyediakan roti, sayur, buah-buahan yang tak terjual dari berbagai toko atau warung di pasar tradisional.

"Kita memang tidak ingin kera di sini punah, tapi juga jumlah mereka harus terkontrol karena cepat atau lambat, makanan yang tersedia di sini akan terus berkurang," ujarnya.

Meski hidup liar dan bebas, namun menurut Wahyuono, monyet-monyet itu tidak sampai menyerang manusia. Warga juga sejauh ini masih "berteman" dengan mereka.

Biasanya warga hanya menghalaunya jika mendekat ke permukiman. Selain itu, monyet-monyet ini juga menarik wisatawan untuk berkunjung ke Gunung Tidar.

"Kami pernah meminta bantuan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Jawa Tengah agar mengurangi jumlah monyet dengan memindahkan dan mengembangkan ke daerah lain. Permintaan itu sempat ditindaklanjuti dengan survei lapangan, namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut," katanya.

Baca juga: Kera Ekor Panjang Serang Permukiman Warga di Gunung Kidul

Keberadaan ekor kera ini semula untuk mendukung kegiatan survival perwira-perwira Akademi Militer (Akmil) yang letaknya di sisi barat Gunung Tidar. Selain kera, ada juga ular dan kijang walau perkembangbiakannya tak secepat kera ekor panjang.

Kompas TV Tiongkok Perkenalkan Robot Gladiator Terbaru
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com