Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Seorang Pastor Berceramah di Pengajian Pemuda Ansor

Kompas.com - 31/08/2017, 09:45 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KOMPAS.com - Kisah harmoni antar-umat beragama kembali dihadirkan di atas Bumi Serasi, sebutan untuk Kabupaten Semarang.

Dua orang penggembala umat berbeda agama dipertemukan dalam sebuah acara pengajian bertajuk "Ngasor: Ngaji Bareng Ansor" di Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Selasa (30/8/2017) malam.

Keduanya tak lain adalah Kiai Budi Harjono, pengasuh Pondok Pesantren Al Islah, Tembalang, Semarang dan Pastor Aloys Budi Purnomo, Pastor Pembantu Paroki Ungaran yang akrab disapa Romo Budi.

Kedua "Budi" ini sejak lama dikenal bersahabat dan sering tampil bareng dalam acara-acara bernuansa kebangsaan.

Baca juga: Ketika Seorang Pastor Memeluk Habib...

Romo Budi, begitu Pastor Aloys Budi Purnomo akrab dipanggil mengaku ajakan untuk tampil bareng dalam pengajian yang dihelat oleh Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Jambu ini begitu mendadak. Ajakan itu datang dari Kiai Budi, mewakili panitia.

"Romo, nyuwun pangapunten. Kula kadhapuk paring pengajian kanca-kanca Banser GP Ansor NU Jambu, lan kadhawuhan ngajak Romo (Romo, mohon maaf. Saya diminta mengisi pengajian teman-teman Banser GP Ansor NU Jambu, dan diperintahkan mengajak Romo). Panitia minta saya menghubungi Romo," kata Kiai Budi, ditirukan Pastor Budi.

Maka setengah jam kemudian, Pastor Budi berangkat ke Jambu bersama tiga pemuda geraja dari Pastoran Ungaran.

"Jangan lupa pakai celana panjang ya," pesan Romo Budi kepada ketiga pemuda tersebut.

"Kita mau ke Jambu untuk pengajian bersama Kiai Budi," lanjut pesan singkat Pastor Budi ke ketiga pemuda tersebut.

Sampai di depan pesantren milik Syeh Puji, Jambu, rombongan Pastor Budi menunggu beberapa saat. Rencananya, rombongan Pastor Budi akan dijemput anggota Banser.

Agak lama menunggu akhirnya tiga orang anggota Banser datang bermotor. Pastor Budi mengikuti dari belakang dan ternyata perjalanan menuju lokasi pengajian cukup jauh. Lokasi pengajian tersebut adalah Balai Desa Bedono.

Di tempat tersebut sudah banyak jemaah yang menunggu. Kehadiran Pastor Budi pun mendapat sambutan yang hangat. Tak hanya bersalaman, bak seorang kiai, tangan Pastor Budi juga menjadi rebutan para santri dan anggota GP Ansor untuk dicium.

"Saya terima ciuman pada tanganku itu sebagai berkat dari mereka," aku Romo Budi.

Sejenak duduk di panggung, Kiai Budi mendaulat Pastor Budi untuk berbicara. Sebelumnya, para jemaah bersama-sama menyanyikan lagu "Indonesia Pusaka".

Mengenakan baju serba hitam dan blangkon gaya Solo Koncer, Pastor Budi memulai "Tausiyah" dengan ucapan terima kasih karena sudah diterima dengan baik oleh keluarga GP Ansor dan juga permintaan maaf lantaran datang terlambat ke acara tersebut.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com