Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Singapura Tidak Mau Dituding Jadi Tempat Persembunyian Koruptor"

Kompas.com - 29/08/2017, 15:33 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar

Penulis

KUTA, KOMPAS.com - Jaksa Agung HM Prasetyo mengatakan, terdapat sejumlah hambatan menangkap buronan korupsi yang lari ke luar negeri. Salah satunya para koruptor tersebut ternyata mengantongi paspor ganda.

Hal itu dikatakan Prasetyo saat menandatangani nota kesepahaman (MoU) dalam rangka memerangi berbagai tindakan kejahatan lintas negara dengan jaksa Agung Singapura di Hotel Intercontinental Bali Resort, Jimbaran, Kuta, Bali, Selasa (29/8/2017).

Dengan mengantongi paspor ganda menyulitkan negara pelarian untuk mengembalikan buronan korupsi ke Indonesia. Hal ini juga dialami oleh Singapura. "Kalau soal buronan korupsi alami kesulitan karena penjahat tidak hanya mengantongi satu paspor. Contohnya Joko Chandra punya paspor Papua Nugini," kata dia.

Hal itu pulalah yang membuat otoritas hukum Singapura ragu memulangkan Joko Chandra ke Indonesia. Sebab saat diambil tindakan para buronan ini mengaku bukan orang Indonesia lagi.

Baca juga: Menhan PNG Tolak Komentar Ekstradisi Joko Tjandra

Dia menyebutkan, kejahatan korupsi bukan hanya hanya persoalan bangsa Indonesia. Singapura juga menaruh konsen terhadap persoalan tersebut.

"Singapura juga tidak mau negaranya dituding jadi tempat persembunyian koruptor," ujarnya.

Selain para buron yang kerap menyiasati celah aturan, sistem hukum yang berbeda antara Indonesia dan Singapura juga menjadi kendala.

Menurut dia, sistem hukum Indonesia menganut paham Eropa kontinental sedangkan Singapura menganut paham Anglo Saxon. Untuk itulah kedua negara terus berupaya menjalin kerja sama guna mencari titik temu perbedaan kedua sistem hukum tersebut.

"Karena itu kita terus berupaya mencari jalan untuk mengatasi perbedaan sistem hukum antara kedua negara," kata Prasetyo.

Baca juga: Jaksa Agung RI dan Singapura Teken MoU Perangi Kejahatan Lintas Negara

Kompas TV Di kota Monterrey, Meksiko ada salah satu tur unik yang wajib anda ikuti yakni Corruptour. Ini merupakan tur anti korupsi pertama di dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com