Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Bayi Arsyil yang Perutnya Membesar dan Terancam Gagal Ginjal

Kompas.com - 29/08/2017, 06:06 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN,KOMPAS.com – Berkat curahan hati Parida Novitasari di media sosila Facebook, bayi Arsyil Zafarino (19 hari) mendapat secercah harapan terbang ke Rumah Sakit Dr Sutomo Surabaya untuk pengobatan penyakitnya. Arsyil tidak bisa kencing karena adanya daging tumbuh pada saluran kencingnya yang diderita sejak dalam kandungan.

Anak dari pasangan Adi Prasetyo dan Jumisah warga Jl Pasar Lama RT 01 Kelurahan Nunukan Utara Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara ini lahir dengan operasi caesar karena belum lahir hingga usia kandungan mencapai 10 bulan.

“Lahirnya dicaesar karena ketubannya kering. Setelah lahir bayi diketahui ada daging tumbuh di dalam kelaminnya sehingga tidak bisa kencing,” ujar Parida, yang merupakan tante dari Arsyil, Senin (28/8/2017).

Akibat tersumbatnya saluran kencing, air seni yang dikeluarkan Arsyil justru kembali ke dalam perut.  Akibatnya perut Arsyil kian hari kian membesar karena menampung kemihnya.

Arsyil terancam gagal ginjal bila tidak segera dioperasi karena kedua ginjalnya telah terinfeksi.

Supaya sang bayi bisa membuang air kecil, dokter terpaksa memasang selang kecil di selangkangan Arsyil. Namun

”Walau dipasang selang tapi kencingnya hanya menetes saja. Lebih banyak yang lari ke perut,” sebut Parida.

Baca juga: Bayi yang Disimpan di Lemari Pendingin Masih Hidup Saat Dilahirkan

Sayangnya Rumah Sakit Umum Kabupaten Nunukan tidak mampu menangani penyakit Arsyil karena minimnya peralatan medis. Arsyil kemudian dirujuk ker Rumah Sakit Umum di Kota Tarakan.

Namun Adi Prasetyo dan Jumisah yang berjualan mi ayam di depan Rumah Sakit Umum Nunukan tersebut, hal itu menjadi persoalan.

Untuk biaya opname saja mereka masih punya utang Rp 3 juta karena biaya opname bayi Asryil tidak termasuk biaya yang ditangung BPJS atas nama ibunya.

“Untuk melunasi biaya melahirkan di Rumah sakit saja mereka harus jual tempat usaha berjualan mi ayam,” kata Parida.

Berharap segera mendapat kesembuhan, Adi dan Jumisah pun menjual ponsel serta harta benda milik mereka agar Asryil bisa ke Rumah Sakit di Kota Tarakan.

Sayangnya hingga di Kota Tarakan pihak rumah sakit juga angkat tangan menangani penyakit Asryil. Pihak rumah sakit merujuk bayi Asryil ke Rumah Skit Dr Soetomo di Surabaya.

Karena sudah tidak memiliki biaya, Adi dan Jumisah memutuskan untuk membawa bayi Asryil kembali ke rumah di Nunukan.

Baca juga: Perjuangan Rosani Mencari Kesembuhan dari 3 Kanker yang Menderanya

Terenyuh dengan kondisi sang keponakan, Parida Novitasari kemudian mem-posting derita Arsyil di Facebook. Sejak diunggah Jumat (25/8/2017) bayi Arsyil sudah mendapat donasi Rp 13 juta lebih.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com