Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polrestabes Bandung Buka "Crisis Center" Korban First Travel

Kompas.com - 28/08/2017, 14:17 WIB
Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Belasan korban penipuan biro perjalanan haji dan umrah First Travel asal Bandung, Jawa Barat, mendatangi Markas Polrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Senin (28/8/2017) pagi.

Mereka datang untuk melengkapi berkas laporan Kepolisian yang sudah masuk secara bertahap sejak 14 Agustus 2017.

Korban First Travel di Bandung diprediksi mencapai ratusan orang. Sampai saat ini, tidak kurang dari 132 orang telah melapor ke Polrestabes Bandung atas dugaan penipuan dan penggelapan berkedok umrah berbiaya murah itu.

"Pada 14 Agustus kemarin berkas masuk, saat itu baru 15 berkas. Laporan resmi ke Polrestabes ini atas dugaan penipuan dan penggelepan pasal 378 terhadap tersangka Annisa Hasibuan dan suaminya," kata Adrian Darmaji, koordinator korban First Travel asal Bandung di Mapolrestabes Bandung, Senin pagi. 

(Baca juga: Sudah Manasik dan Syukuran, Korban First Travel Ini Gagal Umrah)

 

Adrian menambahkan, korban penipuan dan penggelapan rata-rata gagal berangkat pada Oktober sampai November 2017 mendatang.

Tidak tanggung-tanggung, berdasarkan data dari kantor First Travel Bandung di Jalan Ibrahim Adjie, Kiaracondong, Kota Bandung, jumlah jamaah First Travel mencapai 632 orang. 

"Jumlahnya ada 632 data yang kita dapat. Itu jumlahnya yang daftar ke cabang Bandung dan belum berangkat. Tapi kita tidak bisa pastikan apakah itu asal Bandung semua atau Jawa Barat," ungkapnya.

Adrian menjelaskan, total korban agen biro perjalanan haji dan umrah First Travel asal Bandung rata-rata menyerahkan Rp 14 sampai Rp 16 juta per orangnya. Jika ditotal, kerugian sementara 132 calon jamaah mencapai Rp 1,2 miliar.

Para korban berharap uang yang sudah masuk ke First Travel bisa dikembalikan secara utuh. "Rekapan saya saat ini mencapai Rp 1,2 miliar untuk kerugian para korban. Ini tercatat dari 132 orang dari 632 orang versi First Travel yang belum diberangkatkan,"  tuturnya.

(Baca juga: Kesedihan Supriatin, Tukang Pijat yang Jadi Korban First Travel)

Sementara itu, 132 orang korban sudah terakomodir lewat satu laporan resmi ke Satreskrim Polrestabes Bandung. Agar lebih mudah menampung pengaduan korban lainnya yang belum melapor, Polrestabes Bandung membuat crisis center.

"Kita akan membuat posko crisis center untuk memudahkan komunikasi dengan korban. Selain membuka crisis center kami tetap melakukan koordinasi dengan Mabes Polri," ucap Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Yoris Maulana.

Yoris mengaku sudah menerima satu laporan atas nama Andrian Darmaji yang mewakili seluruh korban First Travel Bandung. "Untuk (laporan) resmi ini satu. Tapi laporan ini mewakili seluruh korban yang diduga dilakukan First Travel," tandasnya. 

Kompas TV Pengacara Pertanyakan Data Korban Milik Kemenag
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com