Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Sopir Taksi Online yang Ditemukan Tewas: Mama Jangan Menangis...

Kompas.com - 25/08/2017, 06:55 WIB

KOMPAS.com - "PAPA sudah tidak ada, papa sudah tenang di surga," ujar Farhan (5), anak Almarhum Edwar Limba, sopir taksi yang ditemukan tewas dengan seutas tali di lehernya, Selasa (22/8/2017).

Senyum di wajah lucu Farhan pun seakan sirna, kepergian sang ayah sangat membuatnya terpukul. Kendati masih kecil bocah yang saat ini sekolah TK itu nampak mengerti musibah telah menimpa keluarganya.

Sambil memainkan mobil-mobilannya bocah berkepala pelontos ini hanya bisa membalas dengan senyum simpul setiap orang yang menghiburnya di rumah duka di Jalan KH Azhari Lorong Kedukan Nomor 712 B RT 24 RW 07 Kelurahan 5 Ulu kecamatan SU I Palembang.

Sesekali ia pun coba menenangkan ibunya, Rosalina (34) yang kerap meneteskan air mata mengingat kepergian alm Ewa, panggilan Edwar, yang ditemukan tewas bersimbah darah di kawasan Sembawa.

(Baca juga: Mayat Sopir Taksi Online Ditemukan dengan Kawat di Leher)

"Mama jangan nangis..." teriak coba menenangkan ibunya. Senada, Cantika (9) anak pertama almarhum juga terlihat sangat terpukul. Sembari memeluk ibunya gadis cantik itu terus menangis.

Cantika selalu mengenang momen-momen indah ketika diantar papanya pergi sekolah tiap pagi di SD Auladi Palembang.

Ketika ditanya, Cantika hanya bisa menangis sembari memeluk mamanya karena teringat dengan ayahnya.

Cantika memang dekat dengan papanya. Di rumah pasti makan berdua dengan almarhum walaupun dia sudah makan tapi kalau almarhum makan dia selalu ikut makan," ujar Rosalina.

Rosalina mengatakan, almarhum memang sangat dekat dengan kedua buah hatinya. Bahkan suaminya selalu meluangkan waktu bermain dan jalan bersama-sama usai pulang kerja.

(Baca juga: Mayat dengan Kawat di Leher Baru Sehari Jadi Sopir Taksi Online)

Diakuinya, suaminya tidak ada janji dan keinginan yang belum tercapai. Hanya saja mereka sekeluarga baru berwisata religi ke al-Quran raksasa.

Tak ada firasat apapun. Terakhir dua minggu lalu kami pergi ke alquran raksasa. Itu kenangan dan jalan-jalan kami terakhir bersama almarhum," ujarnya.

Rosalina membeberkan, menjadi seorang driver online baru dilakoni suaminya sejak tiga bulan terkahir. Biasanya Ewa menarik penumpang ketika ada waktu luang ataupun wekeend tiba.

Ia mengaku tak pernah menanyakan mengenai pendapatan suaminya dari menarik taksi online tersebut. Sebagai seorang istri, Rosalina senang apabila yang dilakukannya mencari rejeki halal.

Kalau untuk penghasilan taksi online ini saya tidak pernah bertanya, karena saya hanya tau dia senang jadi saya ikut senang," bebernya.

Rosa berharap pihak berwajib agara segera menangkap pelaku pembunuh suaminya dan diberikan hukuman seberat-beratnya.

"Saya sudah ikhlas, saya harap pihak polisi dapat segera menangkap pelakunya.Saya tak akan marah tapi hanya ingin tahu apa motif pelaku tega membunuh suami saya," harapnya.

 

Berita ini telah tayang di Sriwijaya Post, Kamis (24/8/2017), dengan judul: Jejak Pembunuh Ewa Terendus Polisi dari Bercak Darah di Bagian Ini

Kompas TV Tapi apakah peraturan ini sudah berlaku di seluruh wilayah Indonesia?  
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com