Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Angkot Mogok Tolak Ojek "Online", Siswa Jalan Kaki Sejauh 2 Km ke Sekolah

Kompas.com - 22/08/2017, 16:50 WIB

SALATIGA, KOMPAS.com - Ratusan sopir angkot di Salatiga, Jawa Tengah, masih mogok, Selasa (22/8/2017). Sejak kemarin, Senin (21/8/2017), mereka mogok menolak kehadiran ojek online di daerahnya.

Akibat mogoknya para sopir angkot, sejak kemarin, para pekerja hingga anak sekolah yang biasa menggunakan angkot sebagai transportasi sehari-hari menjadi terlantar.

Pradipta, siswi kelas VII SMP Negeri 9 Salatiga, misalnya. Dia bercerita, dia terpaksa harus berjalan kaki sejauh sekitar dua kilometer kemarin siang karena tak ada angkot yang beroperasi.

Dia berjalan kaki dari sekolahnya yang berada di Jalan Pemuda Nomor 7 Kota Salatiga hingga pertigaan Kemiri Jalan Diponegoro Kota Salatiga. Kemarin siang, menjadi pengalaman pertama yang melelahkan bagi dirinya.

"Capek, Mas, berjalan hingga pertigaan Kemiri. Sesampainya di sana, baru bisa naik angkutan (prona) menuju Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Biasanya sampai rumah sekitar pukul 13.30 WIB, kemarin baru sampai di rumah sekitar pukul 14.30 WIB,” tutur Pradipta, Selasa (22/8/2017).

(Baca juga: Protes Angkutan Online di Cirebon, Sopir Angkot Turunkan Penumpang)

Dia mengutarakan, dari pengalaman itu, kemudian untuk berangkat ke sekolah pada pagi ini, dia pun menggunakan angkutan gratis yang disediakan oleh sejumlah warga yang menjadi relawan.

Pradipta tiba di sekolah sekitar pukul 06.45. Menurut dia, banyak temannya yang terlambat karena alasan yang sama. Namun, para guru memaklumi dan ada kelonggaran waktu di awal jam pelajaran.

“Beruntung, ada angkutan gratis. Saya terbantu. Tidak ada angkutan memang jadi serba repot. Semoga saja tidak sampai lama angkutan itu demo atau mogok beroperasi. Saya berterima kasih pemerintah maupun pihak-pihak yang peduli nasib kami,” ucapnya.

Sementara itu, Kasi Angkutan dan Terminal Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Salatiga Muzamil pun berterima kasih atas bantuan para komunitas kendaraan (mobil) yang bergerak secara sukarela membantu mengangkut para siswa pada pagi maupun siang hari.

“Kami di Pemkot Salatiga juga telah berkoordinasi dengan seluruh pihak, baik dengan TNI maupun Polri. Total ada 17 kendaraan dinas yang keluar dan difungsikan untuk membantu mengangkut para siswa maupun warga. Belasan kendaraan disebar ke titik-titik penting di Salatiga,” ujarnya.

Baginya, apa yang dilakukan pemerintah termasuk relawan lain merupakan bagian dari ibadah.

“Kami belum tahu secara pasti kapan mereka, para awak angkot Salatiga menggelar aksi mogok beroperasi. Dan selama mereka mogok, kami sudah antisipasi dan akan selalu stay untuk membantu masyarakat. Operasional seluruh kendaraan dinas mulai pukul 06.00 hingga pukul 16.00 WIB,” ungkapnya.

Ratusan awak angkot Kota Salatiga mogok di Bundaran Tamansari di dekat Rumah Dinas Wali Kota di Jalan Diponegoro, Senin. Sama dengan tuntutan yang pernah disampaikan 26 Juli silam, mereka menolak kehadiran kehadiran Go-Jek atau sarana transportasi berbasis aplikasi di Kota Salatiga.

Sejumlah awak angkutan kota yang tergabung dalam Induk Paguyuban Angkota Salatiga (IPAS) menggelar aksi penolakan Gojek di wilayah Kota Salatiga. Akibat aksi mogok itu, jalur di Bundaran Tamansari lumpuh.

Ada sekitar 423 armada atau 600an awak angkot mogok mulai pukul 08.00 hingga pukul 12.00.

Berita ini telah tayang di Tribun Jateng, Selasa (22/8/2017), dengan judul: Ratusan Angkot Salatiga Mogok, Siswi Ini Terpaksa Jalan Kaki Dua Kilometer dan Ratusan Awak Angkot Salatiga Mogok Tolak Kehadiran Gojek

 

 

Kompas TV Puluhan sopir angkutan umum di kota dan kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menggelar aksi mogok massal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com