Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahmad Dhani: Yang Teriakkan Ada Pelanggar Hukum Kok Malah Ditangkap...

Kompas.com - 22/08/2017, 13:15 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Musisi Ahmad Dhani menjadi saksi dalam sidang kesepuluh perkara dugaan pelanggaran ITE dengan terdakwa Buni Yani gedung Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Bandung, Jalan Seram, Kota Bandung, Selasa (21/8/2017).

Dhani hadir sebagai saksi untuk meringkankan Buni Yani. Dalam persidangan, ia menyebutkan, seharusnya Buni Yani tidak ditangkap. "Buni ini yang meneriakkan ada pelanggar hukum, kok malah ditangkap," kata Dhani.

"Buni Yani menurut saya seperti orang yang lihat ada mobil dicuri dan meneriakan, 'hey ada maling, hey ada maling'. Eh malah dia yang ditangkap," tambahnya.

Dhani berpendapat, postingan Buni Yani bukan menjadi sumber amarah masyarakat hingga lahir sejumlah aksi demonstrasi. Menurut dia, yang perlu dipersalahkan adalah unggahan dari Pemprov DKI yang tidak bisa menyaring pidato mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Kepulauan Seribu.

"Sebenarnya lambat laun, cepat atau lambat apa yang dibicarakan Ahok akan menuai kemarahan. Karena video itu diposting oleh Pemprov DKI. Mengapa Pemprov tidak profesional kenapa (pidato) harus digelontorkan tidak dipotong lebih dahulu," ucap Dhani.

Baca juga: Ahmad Dhani Bersaksi untuk Buni Yani

Dhani melanjutkan, persoalan Buni Yani pun bukan berkutat pada penggunaan kata 'pakai' dalam unggahan Facebook-nya yang selama ini diperdebatkan.

"Sebenarnya bukan kebenaran tafsirnya (surat Al-Maidah) tapi Ahok kan dinilai sebagai gubernur (non-muslim). Tapi kenapa dia berbicara tentang agama lain. Bukan tafsir boleh pemimpin kafir atau tidak boleh, tapi Ahok tidak kompeten bicara itu (tafsir AlQuran) apalagi dia seorang kepala daerah," katanya.

"Saya ini adalah pecinta semua agama dan saya punya track record itu. Karena nenek saya Katolik, tante saya Protestan. Jadi kalau ada orang lain yang menghina agama orang lain saya tidak suka apalagi seorang gubernur," tambah dia.

Kompas TV Sebelum menangkap Sekjen FUI Muhammad Al Khathath, polisi pernah menangkap 10 orang yang disangka melakukan makar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com