Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopi Gayo dan Cita Rasa yang Tak Konsisten

Kompas.com - 21/08/2017, 16:55 WIB
Kontributor Takengon, Iwan Bahagia

Penulis

TAKENGON, KOMPAS.com - Indonesia memiliki banyak jenis kopi yang tersebar di seluruh daerah. Kopi di setiap daerah memiliki rasa khas. Salah satunya kopi Gayo yang berasal dari Aceh.

Kopi Gayo, selain terkenal di negeri sendiri, juga dikenal oleh penikmat kopi di luar negeri, terutama di Uni Eropa.

Di Aceh sendiri, kopi Gayo sebagian besar ditanam di dataran tinggi. Terdapat tiga daerah yang menjadi pusat kopi Gayo, yakni Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues.

Tiga daerah itu memiliki 60 varietas dan cultivated variety kopi Gayo. Namun dari banyak varietas itu, dua di antaranya diambil untuk dikembangkan, yakni varietas Gayo 1 dan Gayo 2. Pengembangan dua varietas ini merupakan saran dari Kementerian Pertanian karena keduanya dianggap memiliki kualitas baik.

"Dua varietas merupakan varietas anjuran dari Kementerian Pertanian yang telah teruji dari kualitas dan produktivitasnya," kata Iwan Juni, seorang pemehati kopi asal Aceh.

Baca juga: Bupati Aceh Tengah Bicara Keunggulan Kopi Gayo di Budapest Hongaria

Varietas Gayo 1 dan Gayo 2, lanjut Iwan Juni, berdasarkan uji cita rasa. Gayo 1 unggul di kelompok flavor (perisa) enzymatic. Sementara Gayo 2 di kelompok flavor sugar browning.

Ditambah dengan viskositas (body) arabika Gayo yang merupakan salah satu viskositas terbaik di dunia, wajar kedua varietas tersebut menjadi favorit para pembeli kopi dunia.

Kementerian Pertanian, lanjut Iwan, telah melepas varietas Gayo 1 dan Gayo 2 sebagai varietas unggulan pada tahun 2010.

Adapun ciri utama dari varietas Gayo 1 adalah pertumbuhan yang tinggi dan kokoh, warna daun hijau tua, pupus berwarna cokelat muda, buah muda berwarna hijau bersih, buah masak berwarna bmerah cerah, bentuk buah agak memanjang, ujung agak tumpul, buah masak kurang serempak, lebih toleran terhadap penyakit karat daun serta mutu fisik dan mutu seduhan sangat baik.

Sementara filogenetik asal usul Gayo 1 tidak diketahui secara pasti. Namun dari perincian monologi tanaman, bentuk daun, ukuran bunga dan dompolan buah dengan ruas (internodia) panjang diduga berasal dari populasi kopi arabusta asal Timor Timur.

Arabusta Timor Timur merupakan persilangan alami antara kopi arabika dengan kopi robusta yang terjadi di Timtim.

Pada tahun 1979-1980-an, varietas ini dikembangkan ke seluruh wilayah pengembangan kopi arabika di Indonesia melalui proyek Proyek Peremajaan, Rehabilitasi dan Perluasan Tanaman Eskpor (PRPTE), termasuk Dataran Tinggi Gayo.

Sejak terpatahkannya ketahanan Varietas Catimor Jaluk terhadap serangan penyakit karat daun, di awal tahun 2000-an, petani banyak beralih mengembangkan varietas Timtim yang berbuah lebat serta lebih tahan penyakit karat daun, kemudian menggunakannya sebagai sumber benih.

Menurut Iwan, Gayo 1 berasal dari population breeding, yaitu seleksi dari populasi varietas Timtim atau dikenal dengan sebutan Hibrido de Timor (HdT). Varietas ini dipilih oleh dua orang staf dari Puslitkoka Jember dengan prosedur yang tidak benar.

Namun demikian, kesalahan prosedur tersebut bukanlah hal yang disengaja. Sebab, saat itu, pada akhir tahun 1970-an, belum banyak informasi yang diperoleh mengenai varietas baru kopi gayo.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com