Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dino Umahuk

Dino umahuk adalah sastrawan Indonesia kelahiran Maluku. Selain menulis puisi, ia juga menulis kolom dan menyutradarai film dokumenter. Ia kini mengajar di Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.

Ke Bukit Jamur “Melihat Negeri di Atas Awan”

Kompas.com - 16/08/2017, 17:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

“Kadang kita menemukan teman, sahabat, saudara di tempat yang tidak kita duga. Dan mungkin juga cinta. Tapi yang paling menyenangkan dalam sebuah perjalanan adalah menemukan itu semua, termasuk cinta. Apa pun bentuknya”.


PENGGALAN sajak Mahameru karya Ken Ariestyani ini sengaja saya kutip sebagai pembuka untuk membawa kita pada sebuah tempat bernama Bukit Jamur.

Ya, Bukit Jamur adalah salah satu obyek wisata yang cukup terkenal di Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat.

Sesuai dengan namanya, Bukit Jamur kini gaungnya menjamur ke mana-mana. Hampir semua masyarakat Kalimantan Barat mengetahui keindahan Bukit Jamur ini, meskipun belum semua dari mereka pernah ke sana.

Hamparan bebatuan di puncak bukit nan indah ini, kerap menjadi latar para pengunjung untuk berfoto atau sekadar mengabadikan kenangan.

Selain dikenal dengan nama Bukit Jamur, penduduk setempat juga menyebut bukit ini dengan julukan “Gunung Batu”.

Terletak di Desa Belangko, Bukit Jamur bisa dikatakan sebagai Mahamerunya Kalimantan Barat, sebab keindahannya memang mirip dengan keindahan gunung Mahameru di Jawa Timur.

Menginap di puncak bukit

Namun jika pengunjung ingin merasakan sensasi bagaimana keindahan awan saat matahari terbit seperti di puncak Mahameru, pengunjung harus berangkat sebelum matahari terbit atau berangkat pada sore hari dan menginap di puncak bukit.

Keindahan alam saat menuju Bukit Jamur juga tidak kalah indahnya. Perjalanan ke Bukit Jamur dapat ditempuh dengan mengendarai kendaraan roda dua, maupun roda empat dengan jarak tempuh lebih kurang enam kilometer dari kota Bengkayang, atau sekitar 15 menit perjalanan darat.

Namun untuk menuju ke puncak bukit, pengunjung harus mendaki dengan berjalan kaki dengan waktu tempuh antara satu sampai dua jam.

Pengunjung harus menyusuri jalan setapak yang dibuat oleh warga setempat. Anda akan menyusuri hutan rimba dengan pepohonan nan rindang serta sungai-sungai kecil, juga padang rumput ilalang setinggi dada yang menemani sampai ke puncak.

Lokasi obyek wisata ini memang sangat strategis dan mudah diakses oleh pengunjung. Oh iya, di kawasan wisata ini belum tersedia tempat parkir atau penitipan kendaraan, namun pengunjung dapat menitipkan kendaraan kepada warga di permukiman dekat bukit.

Tempat ini memang masih asli. Udara yang segar dan pemandangan yang hijau akan menyegarkan pikiran.

Pengunjung dapat merasakan keaslian alam yang benar-benar murni dari alam. Sungguh sebuah keindahan yang pantas dikagumi dan disyukuri.

Sebelum mencapai Bukit Jamur, pengunjung akan melewati sebuah jembatan gantung yang diberi nama “Jembatan Cinta”. Saya sendiri, lupa menanyakan nama sebenarnya dari jembatan gantung ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com