Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sendang yang Tak Pernah Kering Itu Dikuras Warga

Kompas.com - 13/08/2017, 22:56 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho

Penulis

GROBOGAN, KOMPAS.com - Warga Desa Penadaran, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah menggelar tradisi "Kuras Sendang", Minggu (13/8/2017).

Mereka beramai-ramai menguras atau membersihkan satu-satunya sendang yang menjadi sumber air warga setempat.

Sendang yang berjarak 1,5 kilometer dari perkampungan itu dari masa ke masa tak pernah surut airnya.

Pasokan air dari mata air Sendang Sumber itu tetap melimpah meskipun memasuki musim kemarau.

Sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas anugerah yang diberikan itu, ratusan warga bersuka cita berjibaku menguras air sendang menggunakan ember.

Selama hampir satu jam, sendang sedalam satu meter di tengah hutan itu pun berangsur surut.

(Baca juga: Kelola Sendang, Kemitraan Konservasi ala Sumatera Selatan )

Usai membersihkan sendang berukuran 3 meter x 4 meter itu, warga lantas berdoa dengan dipimpin oleh seorang tokoh agama setempat.

Sedekah berupa nasi gudangan dengan lauk ayam, tempe, tahu dan telur yang sudah disediakan sebelumnya lantas disantap berbarengan di pinggir sendang.

Makanan yang masih hangat beralaskan daun pisang itu dalam hitungan menit sudah tak bersisa.

Warga Desa Penadaran, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah menggelar tradisi Kuras Sendang‎, Minggu (13/8/2017). Mereka secara beramai-ramai menguras atau membersihkan satu-satunya sendang yang menjadi sumber air warga setempat.KOMPAS.com/Puthut Dwi Putranto Warga Desa Penadaran, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah menggelar tradisi Kuras Sendang‎, Minggu (13/8/2017). Mereka secara beramai-ramai menguras atau membersihkan satu-satunya sendang yang menjadi sumber air warga setempat.

Kepala Desa Penadaran Siswanto menyampaikan, tradisi kuras sendang sudah ada turun temurun sejak ratusan tahun silam.

Langkah ini disebutnya sebagai bentuk pengungkapan rasa terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas melimpahnya sumber air di sendang sumber.

Setahun sekali, tradisi ini diwujudkan untuk menyucikan sendang yang telah menjadi urat nadi warga.

Air sendang sumber yang jernih itu digunakan warga untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari, termasuk untuk mendukung sektor pertanian.

"Mayoritas warga adalah petani yang juga memanfaatkan air sendang untuk pertanian. Sendang tak pernah surut sejak pertama kali ditemukan. Ratusan tahun lalu, sumber mata air di sendang ini ditemukan oleh leluhur kami. Kuras Sendang adalah nguri-nguri budaya bersyukur kepada Allah SWT," kata Siswanto.

(Baca juga: Warga Ungaran Temukan Struktur Candi Saat Kuras Sendang)

M Khoiron (45), warga Desa Penadaran, mengatakan, ia bersama warga telah menanti-nanti datangnya tradisi kuras sendang.

Menurut dia, tradisi ini mengajarkan arti toleransi antar-umat beragama. Sebab, sendang dinikmati semua warga yang latar belakangnya berbeda-beda.

"Sendang sumber dinikmati oleh semua warga tanpa membeda-bedakan status. Dengan ikhlas kami bersihkan sendang sumber yang menjadi simbol toleransi bagi kami. Kamu sudah lama menunggu momen ini," kata Khoiron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com