UNGARAN, KOMPAS.com - Serangan kera ke Desa Sepakung, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, ternyata pernah terjadi sekitar lima tahun yang lalu.
Bupati Semarang Mundjirin mengatakan, saat itu ratusan hektar ladang dan sawah di empat dusun di Desa Sepakung, yakni Dusun Serandil, Jengkol, Gowono dan Dusun Kenongo dirusak ratusan kera yang turun dari hutan Cemoro Sewu.
Warga dan Pemkab Semarang tidak berdaya mengatasi serangan primata tersebut. Pihaknya lantas meminta bantuan kepada Pemerintah Pusat dan sempat didatangkan tim pawang kera dari Banten.
Saat itu tidak kurang 500 ekor kera ditangkap hidup-hidup. “Karena tidak boleh dibunuh, dibasmi tidak boleh, diracun juga tidak boleh, akhirnya tertangkap sekitar 500 ekor. Tidak tahu dibawa kemana atau dibudidayakan atau apa," kata Mundjirin, Kamis (10/8/2017).
Lima tahun berselang ternyata serangan kera kembali terjadi di Desa Sepakung. Mundijirin menduga selama lima tahun tersebut populasi kera malah berlipat ganda, dan saat musim kemarau seperti ini terjadi ketidakseimbangan rantai makanan. Sehingga kera turun ke kampung dan menyerang lahan pertanian.
"Lha ternyata tidak ada artinya (ditangkap) 500 itu, akhirnya sekarang lebih dari itu. Di sana kan sekarang kekurangan makanan, sehingga mereka turun ke kampung-kampung," sebutnya.
Mundjirin mengaku sudah menyampaikan laporan fenomena serangan kera di desa Sepakung tersebut kepada Dinas Kehutanan Jawa Tengah. Namun Dinas Kehutanan juga menghadapi dilema yang sama, yakni ketentuan undang-undang yang melarang membunuh kera liar.
Ia berharap tim penjinak kera dari Banten yang pernah didatangkan oleh Pemerintah Pusat lima tahun yang lalu tersebut bisa didatangkan lagi. Ia mengakui kemampuan menjinakkan kera liar tidak dimiliki oleh kebanyakan orang.
"Lha saya mau mencoba mau menyurati (pusat) lagi, minta bantuan lagi. Siapa tahu orang-orang yang dari Banten itu masih hidup dan bisa didatangkan lagi ke sini," ujar dia.
Baca juga: Puluhan Kera Serang Ladang, 100 Hektar Tanaman Singkong Dirusak
Sebelumnya diberitakan, sekitar 100 hektar tanaman singkong di empat dusun di wilayah Desa Sepakung, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang gagal panen akibat diserang kawanan kera.
Kepala Desa Sepakung, Ahmad Nuri mengatakan, serangan primata tersebut sudah berlangsung sejak tiga pekan terakhir. Ditengarai musim kemarau telah mengakibatkan persediaan pangan di hutan telah menipis, sehingga kera-kera ini menyerbu ladang singkong warga.
Serangan kera tersebut terjadi di empat dusun yang wilayahnya berada di pinggiran hutan Cemoro Sewu. Keempat dusun tersebut adalah Dusun Jingkol, Srandil, Gowono dan Dusun Kenongo.
"Total lahan yang dirusak sudah 100 hektar. Mereka sekali turun 30 sampai 50 ekor, biasanya siang sampai sore hari," kata Nuri, Rabu (9/8/2017).