GROBOGAN, KOMPAS.com - Tatapan mata Jumini (45) kosong saat memangku anak bungsunya, Triyono (18), di ruang tamu rumahnya di Desa Tanggungharjo, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (8/8/2017) siang.
Pelukan hangat ibundanya itu setidaknya mampu meredam jerit tangis Triyono. Triyono mendadak menangis saat itu. Entah apa yang hendak diutarakan Triyono hingga ia tiba-tiba merengek, Jumini pun belum memahami bahasa tubuh anak keempatnya itu.
"Kalau nangis, setelah saya peluk dan saya pangku pasti diam. Kasihan sekali kamu le," tutur Jumini kepada Kompas.com.
Di rumah beralaskan tanah dan berdinding papan kayu, Triyono bersama kedua orangtuanya tinggal. Ayah Triyono, Rujono, sakit-sakitan mulai belasan tahun silam.
Oleh dokter, Rujono yang sehari-hari bekerja serabutan itu divonis menderita penyakit paru-paru. Mulai saat itu, untuk menyambung hidup, Jumini setiap hari berjibaku mencari kayu di hutan yang jaraknya sekitar 3 kilometer dari rumah. Berangkat usai shalat subuh hingga siang hari.
"Setiap hari dapat satu ikat kayu dan laku dijual Rp 10.000. Saya juga bingung mau gimana lagi karena suami sudah enggak kuat bekerja. Yang penting bisa makan sehari-hari sudah bersyukur," ujar Jumini.
(Baca juga: Kisah Bocah Selfi Sendirian Urus Kakeknya yang Lumpuh)
Jumini mengatakan, anaknya, Triyono, mengalami kelumpuhan sejak umur 3 bulan. Selain tidak bisa berbicara maupun merespons, ukuran tubuhnya pun menyusut tak seperti lazimnya anak sebayanya.
Sekujur tubuhnya kurus kerontang bahkan kaku dan susah untuk digerakkan. Sehari-hari, Triyono cuma bisa tertawa dan menangis di atas ranjang kamarnya. Terkadang, ibundanya menghidupkan televisi atau menyetel radio untuk mengisi kekosongan anaknya itu.
"Kalau dengerin lagu atau lihat televisi, Triyono senang. Televisi itu pemberian tetangga kampung. Karena kami memang tak punya apa-apa. Kakak-kakak Triyono juga sudah berkeluarga dan tinggal di desa lain. Kalau saya kerja, ia ditemani bapaknya," kata Jumini.
Menurut Jumini, ketika Triyono masih dalam kandungan, dia rutin memeriksakan kondisi kesehatan. Pihak medis menyatakan, kondisi kesehatan ibu dan janin baik-baik saja.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.