Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 09/08/2017, 14:03 WIB
|
EditorCaroline Damanik

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Demi bisa bersekolah seperti anak-anak seusianya, Sabna (10), seorang bocah di Mamuju Utara, Sulawesi Barat, ikut ayahnya memulung barang bekas atau rongsokan.

Selain memungut barang-barang bekas lain, Sabna juga mengumpulkan buku-buku bekas yang dibuang warga ke tong sampah, seperti buku tulis dan buku bacaan lusuh.

Buku-buku itu akan dipergunakan siswi kelas I ini untuk menulis maupun belajar dengan teman-temannya di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Darud Da'wah Wal-Irsyad (DDI) Pasangkayu, Mamuju Utara.

“Buku-buku yang saya dapat saya kumpulkan untuk pakai menulis di sekolah. Baju saya dikasih orang,” tutur Sabna ketika ditemui, Rabu (9/8/2017).

Sofyan mengatakan, sehari-hari dia berprofesi sebagai sopir becak motor. Namun karena butuh uang, dia juga kerap keliling mencari barang bekas. Anaknya juga kerap turut serta.

(Baca juga: Demi Sekolah, Duta Tabung Koin Rp 1.000 di Kaleng Kue Sejak Kelas 6 SD)

Selama ini, Sabna dan ayahnya, Sofyan, tinggal menumpang di gubuk reyot berdinding plastik bekas milik orang lain. Jika hujan, bocor di mana-mana dan Sabna serta ayahnya segera menepi ke sudut ruangan yang tidak bocor agar bisa berteduh sambil berharap hujan segera reda.

Tak ada juga listrik yang mengalir ke gubuk berukuran 2 x 3 meter di Dusun Labuang, Kelurahan Pasangkayu, Mamuju Utara, itu.

Sofyan bercerita, Sabna baru bisa mengenyam pendidikan sekolah dasar setelah salah seorang warga yang prihatin dengan kondisi kehidupan keluarganya secara sukarela mendaftarkan Sabna ke salah satu sekolah.

Dia juga mengakui bahwa baju seragam anaknya juga didapat dari dermawan yang prihatin dengan kehidupannya. Sofyan menuturkan, dirinya sebenarnya tak mampu menyekolahkan anaknya lantaran pendapatannya jauh dari cukup.

“Pendapatan saya dari hasil jualan kardus bekas tak seberapa. Jangankan untuk biaya sekolah, biaya hidup sehari-hari saja jauh dari cukup,” tuturnya.

Mufniati, guru Sabna, menyebutkan, Sabna tergolong murid yang tekun dan rajin belajar di sekolah. Sabna rajin datang ke sekolah, namun pada hari ini, sang guru mengaku tak melihat Sabna.

Mereka sudah sama-sama maklum bahwa Sabna tidak masuk karena harus membantu orangtuanya.

“Dia anaknya rajin, tapi barusan hari ini tidak masuk sekolah,” tutur Mufniati.

 

 

Kompas TV Wanita Ini Buat Rumah Belajar Khusus Anak-Anak Pemulung
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke