Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tercemar Tambang Batu Bara, Pantai di Aceh Barat Sepi Pengunjung

Kompas.com - 09/08/2017, 11:13 WIB
Raja Umar

Penulis

MEULABOH, KOMPAS.com - Meski aktivitas bongkar muat batu bara tak lagi dilakukan di Pelabuhan Jety Meulaboh sejak Desember 2014 lalu, namun hingga kini kondisi pantai wisata di Desa Suak Indrapuri, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, masih menyisakan tumpahan batubaru.

Warga pun mengeluh pantai yang dulunya ramai dikunjungi wisatawan kini mulai sepi.

“Dulu setiap hari Sabtu dan Minggu pengunjungnya selalu ramai yang mandi di sini, tapi sekarang sudah sepi, tidak ada lagi yang mandi karena air laut sudah hitam karena tumpahan batu bara saat dilakukan bongkar muat di pelabuhan itu,” kata Evo, salah satu pedagang di pantai Desa Suak Indrapuri, Selasa (08/08/17).

Baca juga: Warga Nagan Raya Keluhkan Air Laut Tercemar Batu Bara PT Mifa

Evo mengatakan, tumpahan batu bara yang telah mencemari pantai itu sangat berdampak pada mata pencariannya sehari-hari, karena kios miliknya sepi pembeli.

“Bahkan nelayan tradisional di sini juga sudah sulit mendapatkan ikan saat melaut,” katanya.

Evo berharap, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat dan perusahaan tambang yang dulunya melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Jety Meulaboh untuk segera menangani pencemaran batu bara agar pantai kembali ramai seperti sediakala.

“Ya, harapan kami, pemerintah harus segera melakukan penanganan terhadap pencemaran batu bara itu. Tapi kami sudah pesimis karena kondisi ini sudah bertahun-tahun tidak ada penanggulangan dari pihak terkait,” ujarnya.

Sebelumnya, puluhan mahasiswa di Kabupaten Aceh Barat yang prihatin dengan kondisi pantai akibat tercemar batu bara, melakukan aksi demonstrasi di Bundaran Simpang Pelor Pusat Kota Meulaboh, Selasa (8/8/17) petang.

Dalam aksinya, mahasiswa mendesak perusahaan tambang batu bara PT Mifa Bersaudara untuk bertanggung jawab atas pencemaran laut.

“Kami mendesak PT Mifa Bersaudara untuk bertanggung jawab terhadap pencemaran itu, karena dampaknya sudah sangat mengganggu masyarakat sekitar. Bahkan ada tiga orang warga yang sudah mengalami gangguan pernafasan akibat pencemaran limbah batu bara,” kata Mudasir, kordinator aksi kepada wartawan, Selasa.

Wakil Ketua Komisi D dari Fraksi Partai Aceh (PA), Samsi Barmi di hadapan pendemo berjanji akan segera mengadakan rapat membahas masalah pencemaran laut oleh batu bara.

“Aspirasi adik-adik mahasiswa kami tampung dan akan kami adakan rapat besok pagi untuk membahas itu, perusahaan tambang dan dinas terkait akan kita panggil,” terang Samsi.

Baca juga: Tongkang Batu Bara Tabrak Jembatan Ampera

Dikonfirmasi terpisah, juru bicara PT Mifa Bersaudara, Adi Risfandi membantah tumpahan batu bara di pantai wisata itu berasal dari PT Mifa. Adi mengatakan, dalam beroperasi PT Mifa Bersaudara selalu mengikuti prosedur dan ketentuan yang telah diatur pemerintah.

“Selama kami menggunkan Pelabuhan Jety Meulaboh di kawasan Desa Suak Indrapuri, kami bekerja sama dengan Dinas Perhubungan, KSOP, Pelindo dan BLHK untuk memastikan operasional berjalan sesuai aturan," katanya.

Karena sejak Desember 2014 PT Mifa tidak lagi melakukan bongkar muat di Pelabuhan Jety, Adi berharap dinas terkait meneliti sumber batu bara yang mencemari pantai tersebut.

Kompas TV Air Laut Menghitam Akibat Tercemar Batu Bara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com