Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Rusa Diduga Dibantai di Pulau Komodo, Warga Bentuk Satgas Adat

Kompas.com - 07/08/2017, 23:13 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Sejumlah warga di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), membentuk Satuan Tugas (Satgas) Masyarakat Adat, untuk menyikapi dugaan pembantaian terhadap puluhan ekor rusa di Taman Nasional Komodo yang beredar di media sosial Facebook.

Komandan Satgas Masyarakat Adat Manggarai Barat untuk Pengamanan Taman Nasional Komodo Alexius M Adu mengatakan, Satgas itu dibentuk Senin (7/8/2017) siang tadi.

"Dasar pembentukan Satgas ini karena keprihatinan atas situasi dan kondisi yang terjadi di Pulau Komodo saat ini di mana ada puluhan rusa yang diduga ditembak dengan menggunakan senjata laras panjang," kata Alexius kepada Kompas.com Senin malam.

Menurut berita yang beredar di media sosial Facebook lanjut Alexius, peristiwa pembantaian puluhan rusa yang diduga terjadi di Pulau Komodo itu berlangsung pada pekan lalu.

Alexius meyakini bahwa, belasan rusa yang dibantai dan diangkut dalam perahu yang kemudian gambarnya beredar di Facebook itu kerab terjadi di wilayah itu karena memang sudah ada pembeli yang menunggu sehingga ketika sampai tujuan maka langsung dilakukan transaksi.

Baca juga: Ramainya Pengunjung Beri Makan Rusa Totol di Istana Bogor pada Hari Libur

Satgas yang telah dibentuk itu lanjut Alex, akan membantu sejumlah polisi kehutanan yang bertugas di wilayah Taman Komodo.

"Sudah saatnya masyarakat adat di Manggarai Barat terlibat untuk membantu pemerintah mengamankan Taman Nasional Komodo, karena merupakan aset negara yang harus dijaga,"sebutnya.

Sementara itu Kepala Balai Taman Nasional Komodo Sudiono mengatakan, pihaknya belum memastikan kalau rusa itu berada di wilayah Pulau Komodo.

"Secara hukum tentu belum bisa dipastikan saat ini (lokasinya di Taman Nasional Komodo). Yang kami pantau selama ini hanya Komodo dengan populasinya yang tetap stabil," kata Sudiono.

Menurut dia, sebagai pengelola Taman Nasional Komodo pihaknya terkendala untuk memantau rusa karena keterbatasan dana. Karena itu, ia meminta agar pemerintah bisa menganggarkan dana untuk bisa memantau habitat rusa di wilayah itu.

Kompas TV Wisata Liburan Kunjungi Bayi Komodo di Taman Safari
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com