Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/08/2017, 17:34 WIB
|
EditorReni Susanti

NUNUKAN,KOMPAS.com – Kepolisian Resort Kota Tarakan Kalimantan Utara masih menunggu hasil visum dan otopsi untuk memastikan penyebab kematian bayi yang disimpan di dalam lemari pendingin oleh SA (24), ibu sang bayi.

Kapolres Tarakan AKBP Dearystone Michael Hence Royke Supit mengatakan, visum dan otopsi dibutuhkan untuk mencocokkan keterangan dari pelaku SA dengan hasil pemeriksaan dokter, terkait penyebab kematian sang bayi.

“Kita belum dapat suratnya, kita masih menunggu hasil otopsinya,” ujar Dearystone, Senin (7/8/2017).

Dearystone menambahkan, dari pemeriksaan terhadap tersangka, bayi yang dilahirkan SA dengan teknik di dalam air dalam keadaan hidup saat dilahirkan. Namun tersangka tidak mengetahui teknik selanjutnya karena ia hanya menontonnya melalui Youtube.

(Baca juga: Kronologi Ibu Simpan Bayi di Lemari Pendingin Selama 3 Bulan)

 

Akibatnya, sang bayi meninggal. Diduga, bayi yang dilahirkan SA meninggal karena tenggelam.

“Hasil komunikasi dengan dokter, bayi yang dilahirkan hidup kemudian meninggal. Kita tunggu hasil otopsi,” imbuhnya.

Selain telah menetapkan SA sebagai tersangka, Kapolres Nunukan telah memeriksa dua pembantu. Mereka adalah yang melaporkan penemuan jasad bayi tersebut di dalam lemari pendingin. Polisi juga memeriksa DO, suami dari SA.

Dearystone menjelaskan, DO atau suami SA tidak mengetahui istrinya itu hamil dan melahirkan. 

"Suaminya sudah diperiksa tidak tahu. Tapi kalau nanti saksi lain kita periksa kemudian memunculkan kesaksiannya dan mengarah suaminya tahu ya kita periksa,” ucap Dearystone Supit.

(Baca juga: Seorang Ibu Simpan Jasad Bayinya di Lemari Pendingin Selama 3 Bulan)

Sebelumnya, Kapolres Kota Tarakan menerima laporan dari pembantu di tempat penucian mobil di Jalan Pulau Bunyu RT 11, Kelurahan Karang Harapan, tentang penemuan bayi di dalam panci yang disimpan di lemari pendingin, Rabu (2/8/2017).

SA mengaku menyimpan jasad bayi yang baru dilahirkan pada Mei lalu karena takut sang anak tidak mendapat akta kelahiran seperti anaknya yang pertamanya. SA merupakan istri ke-4 DO (54), pemilik usaha pencucian mobil yang dinikahi secara siri.

Kompas TV Penemuan Jenazah Bayi di dalam Tas
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

'Hybrid Governance': Keistimewaan dalam Reformasi Birokrasi

"Hybrid Governance": Keistimewaan dalam Reformasi Birokrasi

Regional
Cerita di Balik Keindahan Nepal Van Java dan Peran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo

Cerita di Balik Keindahan Nepal Van Java dan Peran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo

Regional
Bupati Wonogiri: Pancasila Jadi Filter agar Bangsa Tidak Alami Disorientasi

Bupati Wonogiri: Pancasila Jadi Filter agar Bangsa Tidak Alami Disorientasi

Regional
Sebelas Serigala Berbulu Domba!

Sebelas Serigala Berbulu Domba!

Regional
Jadi Pembicara BOSF, Kang Emil Ajak Generasi Muda Perkuat Semangat untuk Bawa Perubahan

Jadi Pembicara BOSF, Kang Emil Ajak Generasi Muda Perkuat Semangat untuk Bawa Perubahan

Regional
Manfaat Program Sekoper Cinta Telah Dirasakan Banyak Perempuan di Jabar

Manfaat Program Sekoper Cinta Telah Dirasakan Banyak Perempuan di Jabar

Regional
Genjot Sektor Pertanian hingga Kesehatan, Pemerintah Ingin Masyarakat Rasakan Manfaat Pembangunan di Sumsel

Genjot Sektor Pertanian hingga Kesehatan, Pemerintah Ingin Masyarakat Rasakan Manfaat Pembangunan di Sumsel

Regional
Gubernur Kaltara Terima Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Gubernur Kaltara Terima Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Regional
Jangan Lupakan Mereka yang Mengalami Musibah

Jangan Lupakan Mereka yang Mengalami Musibah

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 7 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Semua Milik Rakyat

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 7 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Semua Milik Rakyat

Regional
Dampingi Pangdam Jaya, Walkot Benyamin Resmikan Dua Koramil Baru di Tangsel

Dampingi Pangdam Jaya, Walkot Benyamin Resmikan Dua Koramil Baru di Tangsel

Regional
Cerita 2 Petani Milenial yang Sukses Raup Omzet Fantastis dari Berjualan Sayur hingga Kopi

Cerita 2 Petani Milenial yang Sukses Raup Omzet Fantastis dari Berjualan Sayur hingga Kopi

Regional
Wisuda 4.095 Petani Milenial, Kang Emil Ingin Ada Tenaga Kerja di Sektor Pertanian Berkelanjutan

Wisuda 4.095 Petani Milenial, Kang Emil Ingin Ada Tenaga Kerja di Sektor Pertanian Berkelanjutan

Regional
Rasio Ketergantungan Penduduk di Kota Metro Capai 42,32 Persen, Siap Menuju Metro Emas 2037

Rasio Ketergantungan Penduduk di Kota Metro Capai 42,32 Persen, Siap Menuju Metro Emas 2037

Regional
Herman Deru Minta Semua Pihak Dukung Program Sosial dan Pemberdayaan bagi Lansia

Herman Deru Minta Semua Pihak Dukung Program Sosial dan Pemberdayaan bagi Lansia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com