Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkuat Timnas U-16, Si Kembar Bagus dan Bagas Belum Dapat Sekolah

Kompas.com - 04/08/2017, 19:44 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Dua pemain tim nasional (Timnas) U-16, Amirudin Bagus Kaffi Alfikri (15) dan Amirudin Bagas Kaffi Arrizqi (15), hingga kini belum bisa bersekolah karena  memperkuat timnas di turnamen Piala AFF, Mei - Juni 2017 lalu.

Keinginannya untuk masuk di SMA Negeri 5 Kota Magelang, Jawa Tengah, belum terwujud karena mereka mendaftar setelah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2017/2018 ditutup.

Yuni Puji Istiono (45), ayah Bagas dan Bagus, menceritakan kedua anak kembarnya itu tidak bisa mendaftar karena mereka sedang fokus memperkuat timnas U-16 di Thailand.

"Saat PPDB Bagas dan Bagus sedang fokus membela timnas di U-16 di Thailand, saya juga tidak mau mengganggu konsentrasi mereka soal PPDB ini," ujar Yuni, kepada Kompas.com, Jumat (4/8/2017).

Si kembar baru bisa mengurus PPDB setelah pulang dari Thailand, pertengahan Juli 2017. Namun sayang PPDB di SMA Negeri 5 sudah ditutup sehingga mereka tidak bisa masuk.

Baca juga: Bagus dan Bagas, Si Kembar di Timnas U-13 yang Harumkan Nama Indonesia

Yuni Puji Istiono (45), ayah Bagas dan Bagus, pemain tim nasional (Timnas) U-16 asal Magelang, ditemui Jumat (4/8/2017).KOMPAS.com/Ika Fitriana Yuni Puji Istiono (45), ayah Bagas dan Bagus, pemain tim nasional (Timnas) U-16 asal Magelang, ditemui Jumat (4/8/2017).
Yuni mengaku sudah berusaha dengan melengkapi segala administrasi dan persyaratan.  Mulai ijazah Kejar Paket B, akte kelahiran hingga surat rekomendasi dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Pusat.

"Setelah kami serahkan rekomendasi dari PSSI tersebut, sekolah mau konsultasi dengan Balai Pengendalian Pengawasan Menengah dan Khusus (BP2MK) Wilayah IV Jawa Tengah,” kata Yuni yang mantan Kepala Desa Pancuranmas, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, itu.

Dikisahkan Yuni, Bagas dan Bagus pernah bersekolah di MTsN Kota Magelang sampai kelas VIII. Namun mereka harus bergabung dengan klub sepakbola di Malaysia beberapa bulan. Saat kembali dari Malaysia mereka tidak bisa melanjutkan pendidikan di sekolah tersebut karena tidak memiliki nilai akademis.

"Anak saya tidak naik kelas XI karena tidak punya nilai ujian. Lalu mereka pindah ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kuncup Mekar sampai mereka punya ijazah paket B," ucapnya.

Lagi-lagi Bagas dan Bagus harus konsentrasi membela tanah air di turnamen se-Asia Tenggara. Mereka menjalani pemusatan latihan di Jakarta dan Thailand. Praktis mereka tidak punya waktu untuk mengurus sekolah umumnya.

Menurut dia, kecintaan Bagas dan Bagus kepada SMA Negeri 5 begitu besar karena sejak usia sekolah dasar mereka sudah berlatih di sekolah yang terkenal mencetak atlet-atlet baik lokal maupun nasional itu. Selain itu, banyak teman-temannya yang juga pemain sepakbola bersekolah di situ.

Baca juga: Kagetnya Bagas Saat Jokowi Tiba-tiba Datang Minta Cukur...

Yuni mengaku, sebenarnya banyak sekolah-sekolah khusus atlet di luar daerah yang menawarkan Bagas-Bagus. Seperti sekolah di Ragunan, Jakarta, Yogyakarta, Jawa Barat, Semarang dan sebaginya.

“Anak saya ini ingin tetap berada di daerahnya (Magelang). Sejak kecil mereka sudah latihan di sini. Dulu ikut Diklat Barito II di Kota Magelang. Mereka mencintai sekolah ini. Jarak dari rumah juga lebih dekat," katanya.

Sementara itu Kepala SMAN 5 Kota Magelang, Agung Mahmudi, menjelaskan bahwa pihaknya masih menunggu instruksi dari Balai Pengendalian Pengawasan Menengah dan Khusus (BP2MK) Wilayah IV yang nantinya diteruskan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.

"Sampai saat ini kami masih menunggu dari BP2MK, langkahnya seperti apa, petunjuknya seperti apa. Kami juga belum memberi formulir pendaftaran offline karena itu tadi, menunggu petunjuk BP2MK," sebut Agung.

Agung secara pribadi mengaku senang jika memang Bagas dan Bagus bisa bersekolah di sekolahnya, sebab mendapat kehormatan ada atlit timnas bersekolah. Namun pihaknya tidak bisa menyalahi prosedur PPDB yang telah ditetapkan pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 

Kompas TV Ibu Ini Tak Bisa Bawa Pulang Bayi Kembar 3 karena Biaya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com