Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah "Jadul" Milik Sunarto itu Mulai Dibedah...

Kompas.com - 02/08/2017, 07:53 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Sunarto (40) dan Sumarni (45) sumringah sekaligus khawatir. Kakak beradik ini tak berhenti mengucap syukur, karena rumah peninggalan orangtuanya diperbaiki dalam program rehabilitasi rumah tak layak huni (RTLH). 

Rumah lama sekitar 6x9 meter itu dibangun sejak 1980. Rumah yang berada di Kelurahan Tambrangan, Kecamatan Mijen, Kota Semarang itu sudah rusak.

Temboknya terkelupas, bahkan di beberapa bagian rusak parah, sehingga pemerintah merombak total bangunan tersebut. Ia mendapatkan material bangunan seperti pasir, batu bata, semen senilai Rp 15 juta.

Bantuan ini tak hanya memberikan kebahagiaan, tapi kekhawatiran. Sang pemilik rumah khawatir tak kuat membayar biaya tukang. Karena penghasilannya sebagai serabutan tidak menentu.

(Baca juga: Pemkab Bogor Anggap Dugaan Korupsi Dana Rutilahu Tidak Jelas)

 

Sunarto maupun Sumarni sama-sama belum berumah tangga. Faktor kemiskinan membuat keduanya belum berpikir untuk hidup berkeluarga. Sunarto bekerja sebagai buruh serabutan, sementara Sumarni bekerja di pabrik.

Penghasilan keduanya hanya cukup untuk makan sehari-hari. "Rumah ini dibangun sekitar tahun 1980, sejak dibangun sampai sekarang memang belum pernah dipugar," kata Sunarto, saat ditemui di rumahnya, Selasa (1/8/2017).

Di rumah barunya nanti, akan ada tambahan kamar baru serta kamar mandi yang lebih layak. Dia pun bersyukur dan mengucap terima kasih atas bantuan yang diberikan.

"Saya berterima kasih kepada Pemerintah. Tapi saat ini kami mengeluhkan soal biaya tukang. Katanya kemarin diminta nyediakan uang Rp 3 juta buat bayar tukang," timpal Sunarto.

(Baca juga: Bantuan RTLH di Sampang Dikorupsi Rp 2,2 Miliar)

Proses perbaikan rumah tidak layak huni di Kota Semarang pada 2017 ini berjumlah 1.162 rumah. Dari jumlah itu, 400 di antaranya dibedah melalui dana Alokasi khusus (DAK) bantuan pemerintah pusat.

Bantuan DAK sebesar Rp 15 juta per rumah berupa bahan bangunan. Sementara sisanya berasal dari Bantuan Sosial Pemprov Jateng dan Pemkot Semarang. Bantuan yang diberikan sebesar Rp 10 juta plus tenaga tukang.

Lurah Tambrangan Marsudiyana mengatakan, jumlah uang yang dibelanjakan untuk perbaikan rumah menjadi layak sudah cukup karena sudah dihitung semua kebutuhan. "Gepensi sudah menghitung, Rp 10 juta untuk renovasi hitungannya sudah nyampe," ujar dia.

Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, program ini akan tuntas pada 2021. Jumlahnya mencapai 11.651 unit rumah. Khusus tahun 2017, ada 1.162 rumah yang diperbaiki. Jumlah itu tersebar di 15 kecamatan dan 62 kelurahan di Semarang.

"Anggaranya Rp 15 juta per rumah," ujar Hendrar.

Mengutip data dari Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi), jumlah rumah RTLH di Semarang berjumlah 11.651. Jika setiap tahun memperbaiki 1.000 rumah, maka butuh waktu 10 tahun untuk menyelesaikan perbaikan itu.

Wali Kota meminta bawahannya untuk menyiapkan skema pendanaan agar proses perbaikan seluruh rumah RTLH bisa lebih cepat. Skema pendanaan dengan pelibatan perusahaan, badan zakat, serta sumbangan lainnya.

"Ini jadi komitmen pemerintah. Target kami di tahun 2021, RTLH bisa selesai di Kota Semarang," pungkasnya. 

Kompas TV Apa yang Djarot Lakukan Untuk Kesehatan Warga Jakarta?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com