PURWAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris DPD Partai Golkar Jawa Barat Ade Barkah menyatakan bahwa calon gubernur/wakil gubernur Jabar dari Golkar, Dedi Mulyadi tak akan melakukan deklarasi pasca-penetapan, tetapi langsung bersosialisasi dengan jaringan partainya paling bawah.
Selain itu, pihaknya sudah berkomunikasi dengan beberapa partai, termasuk paling intens dengan PDI-P.
Ade mengatakan, Golkar sangat memungkinkan untuk membuat koalisi gemuk di Pilgub Jabar. Langkah itu sebagai peningkatan konsolidasi internal pasca-penetapan Dedi Mulyadi sebagai calon dari Golkar untuk Pilkada Jabar.
"Pak ketua (Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi) tak mau deklarasi, tapi memantapkan sosialisasi setelah mendapatkan restu jadi calon di pemilihan gubernur. Selanjutnya akan melakukan komunikasi untuk membangun koalisi dalam menetapkan pasangan calon sesuai kesepakatan partai yang berkoalisi," tambah Ade.
Baca juga: Golkar Bakal Calonkan Dedi Mulyadi dalam Pilgub Jabar
Soliditas partai merupakan salah satu kunci kemenangan, dan sebagai modal awal kemampuan partainya untuk bekerja.
Soalnya, kata Ade, di Pilgub Jabar bukan hanya modal popularitas dan elektabikitas calon saja yang dihitung survei, tetapi juga kinerja riil di lapangan menjadi poin terpenting pemenangan pilkada.
"Sudah dua kali di Pilgub Jabar, survei tertinggi tak pernah menang. Hal ini pun menjadi pengalaman dengan Pilgub Jabar sebelumnya bahwa mesin partai dan riil di lapangan yang menentukan kemenangan," tandasnya.
Baca juga: Menjajaki Kemungkinan Duet Ridwan Kamil-Dedi Mulyadi
Poin terpenting lainnya adalah mitra koalisi partai yang memiliki struktur partai yang memadai. Soalnya, kata Ade, tanpa persyaratan minimal 20 kursi partai yang diwajibkan oleh KPU terpenuhi, sosok dengan popularitas dan elektabikitas tinggi sesuai survei pun tak bisa menjadi calon nantinya, terkecuali bisa mendaftarkan diri melalui jalur perseorangan.
Sehingga, jalinan konsolidasi dan koalisi partai sangat diperlukan dengan menjaga komunikasi yang baik dan saling menghormati untuk memperoleh kemenangan dalam sebuah pilkada.
"Mitra koalisi, tentunya dengan jalinan komunikasi yang baik akan menentukan hasil konsolidasi yang sejalan sampai ke pertimbangan popularitas dan elektabilitas," pungkas Ade.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham menyatakan hingga saat ini pihaknya belum memastikan pasangan yang akan diusung bersama Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Namun, berdasarkan survei salah satu lembaga, Idrus mengklaim Dedi memperoleh suara tertinggi bila dipasangkan dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dengan asumsi Dedi diposisikan sebagai calon wakil gubernur dan Emil sebagai calon gubernur.
"RK (Ridwan Kamil) dengan Dedi 57 persen lebih lah di 2017 ini," ujar Idrus di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Selasa (1/8/2017).
Baca juga: Sekjen Golkar: Ridwan Kamil-Dedi Mulyadi Capai Hasil Survei Tertinggi
Sementara itu, jika Dedi dipasangkan dengan nama lainnya, maka perolehan suaranya lebih kecil. Idrus mencontohkan saat Dedi dipasangkan dengan politisi PAN, Desy Ratnasari, perolehan suaranya turun di bawah 50 persen namun tetap di atas 40 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.