BAUBAU, KOMPAS.com – Sebuah perusahaan yang memproduksi garam, PT Graha Niaga Buton di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, terpaksa merumahkan seluruh karyawannya. Ini disebabkan habisnya stok bahan baku yang diperoleh dari Bima dan Jawa Timur.
“Kami istirahatkan dari menjelang lebaran sampai sekarang, karena tidak ada bahan baku masuk sampai saat ini. Kesulitannya ini di bahan baku,” kata pemilik PT Graha Niaga Buton, Jafar Malle, Selasa (1/8/2017).
PT Graha Niaga Buton, sambung Jafar, biasanya mendapat pasokan bahan baku garam sebanyak 10 ton dari daerah Bima dan Jawa Timur. Namun sejak garam langka karena faktor cuaca yang tak menentu, pasokan bahan baku pun terus berkurang.
“Stok terakhir masuk di bulan April, kemudian dikelola sampai pertengahan bulan Ramadhan. Setelah lebaran, sudah tidak masuk bahan baku, sehingga tidak ada aktivitas sampai sekarang,” tuturnya.
(Baca juga: Tertarik Harga Tinggi, Petambak Ikan Beralih Jadi Petani Garam)
Jafar berharap pemerintah segera mengambil langkah strategis untuk mengatasi kekurangan bahan baku garam dengan cara mengimpor garam konsumsi. Dengan demikian, perusahaannya bisa kembali memproduksi garam beryodium kembali.
PT Graha Niaga Buton setiap hari memproduksi 2,5 ton garam beryodium dengan pasaran hingga ke Papua. Perusahaan ini berdiri 1997 dengan jumlah karyawan 15 orang.
Seorang karyawati, Siti Raihana mengaku, sejak dirumahkan ia tidak memiliki penghasilan sama sekali. "Sekarang saya hanya di rumah saja, kadang jual gorengan saja. Saya berharap perusahaan kembali produksi biar kami bisa bekerja lagi,” pungkasnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.