Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kantongi Rp 7 Juta Per Hari, Petani Ogah Jual Durian ke Malaysia

Kompas.com - 01/08/2017, 07:37 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com – Hampir di sepanjang jalan Desa Lordes Kecamatan Sebatik Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara terlihat buah durian berwarna coklat kehijauan atau kekuningan.

Buah durian disusun rapi di dalam keranjang yang disimpan di pinggir jalan. Durian tersebut ditanam 17 tahun lalu. Namun baru 7 tahun terakhir, petani merasakan manisnya hasil jerih mereka. Durian itu pun menjadi buruan warga Nunukan dan sekitarnya.

Arsyad, salah satu petani dan juga pengepul buah durian di Desa Sungai Limau, Kecamatan Sebatik mengaku, dalam sehari mampu menjual 200 hingga 300 kilogram durian, apalagi hari Sabtu dan Minggu.

"Satu hari bisa kita menjual 300 kilo, itupun sering kurang karena banyak warga Nunukan yang berminat. Satu kilo kita menjual Rp 25.000," ujarnya Senin (31/7/2017).

(Baca juga: Sebaiknya Anda Tahu, Ini Etika Para Penjual Durian!)

 

Harga durian tahun ini, sambung Arsyad, cukup bagus. Berbeda dengan tahun lalu, harga durian hanya Rp 5.000 per kilogram. Padahal saat itu, durian lagi lebat berbuah. Dari 70 pohon yang ditanamnya, ia memetik 5 ton durian. Namun saat itu harganya rendah.

Bahkan ketika duriah dilempar ke Kota Tawau Malaysia, harganya tetap murah. “Hanya 50 sen perkilo sekitar 1.500 kalau dirupiahkan. Sementara di sini hanya Rp 5.000 per kilo. Kalau dibawa ke Nunukan bisa mencapai Rp 7.000 per kilo,” tuturnya.

Meski harga durian tahun ini tinggi, uang yang dia peroleh tidak maksimal. Sebab, jumlah duriah yang dipanen merosot. Ini disebabkan curah hujan yang minim dan banyaknya ulat buah yang memakan durian muda. Akibatnya banyak durian masih muda rontok.

Ia mengaku beruntung, karena ketika panen sedikit, harganya mencapai Rp 25.000 per kilo, sehingga petani masih untung.

(Baca juga: Ini Siasat Mengemas Durian dan Oleh-oleh dengan Aroma Menyengat)

 

"Satu hari kalau Sabtu Minggu bisa mencapai Rp 7 juta. Bahkan kami tidak lagi menjual durian ke Tawau Malaysia karena harga di sana cuma 5 ringgit (setara Rp 15.000),” ucap Arsyad.

Meski demikian, petani tetap tak bisa lepas dari ketergantungannya ke Malaysia. Untuk memenuhi kebutuhan pupuk, mereka tetap mengandalkan Malaysia. Apalagi pupuk untuk durian masih sulit diperolehnya. 

“Pupuknya bergambar durian. Satu bungkus harganya 50 ringgit (setara Rp 150.000). Kalau dipupuk itu, pohon bisa 3 kali panen. Tapi kami masih kesulitan mendapat pupuk itu di Malaysia,” ujar Arsyad.

Kompas TV Bagi warga Manado, bulan Februari adalah bulan penuh durian. Mengapa? Karena setiap februari hampir setiap pasar buah hingga di pinggir-pinggir jalanan, penuh dengan para penjual durian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com